Kami semua terkejut, lalu bergegas ke meja makan. Di situ menunggu Eyang dengan penuh makanan. Kami takjub. Bau sedap mengacau otak kami.
       Haru dan Mudah Tersentuh
       Eyang memperhatikan kami makan dengan kagum. Matanya yang besinar itu berkaca-kaca. Ia kelihatan begitu terharu pada karakusan kami.
       Penyayang dan Pemurah
"Eyang belum pernah melihat orang menghargai makanan seperti kalian," kata Eyang sambil menepuk pundak anak-anakku, "Dada ini rasanya           plong, hidangan tidak ada sisanya. Besok di samping dipesankan lagi yang lebih enak, Eyang juga akan masak resep tradisional warisan leluhur Eyang.         Setuju?!"
       Perhatian dan Humoris
"Eyang heran, kenapa kalian tidak masak menjelang buka, air juga merah mengandung larutan zat besi begitu! Ternyata tidak ada beras lagi di dapur. Â Â Â Â Eyang pikir kalian berkecukupan, habis pakaiannya keren-keren begitu, eee ternyata itu keliru, kalian ternyata kere, he-he-he! Tapi tak apa. Biasa! Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Semua orang begitu! Besok se ua biaya tanggungan, Eyang!"
        Heboh
        "Lalu Eyang mengajak nonton siaran musik. Dan langsung ikut jingkrak-jingkrak edan. Tapi akhirnya, aku dan istriku ikutan joged. Rumah berubah           jadi diskotik"
       "Aku dan istriku tercengang melihat orang tua yang lanjut usia itu, berteriak dan misuh-misuh mengikuti larinya bola.
        Dermawan