Mohon tunggu...
Taufiq Rahman
Taufiq Rahman Mohon Tunggu... Administrasi - profesional

Menyukai sunyi dan estetika masa lalu | Pecinta Kopi | mantan engineer dan titik titik...

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Benarkah Investasi Itu Tidak Mengenal Kewarganegaraan?

19 Oktober 2020   12:56 Diperbarui: 20 Oktober 2020   12:24 163
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Fakta dan kabar tentang Foxconn di Zhengzhou itu sangat menarik, saya pikir. Ia tidak saja merepresentasikan kemampuan manufaktur Tiongkok yang tangguh ditengah-tengah upaya dan dorongan kuat dari Amerika untuk melakukan pemisahan, antara ekonomi China dan AS, tetapi juga cukup mengagetkan.

Sudah lebih dari dua tahun hingga kini Amerika danTiongkok masih terus berkutat dalam bingkai perang dagang. Pertanyaan terbesar saya: mengapa iPhone 12 tetap saja dibuat di Tiongkok, di Foxconn yang sedang ramai itu, sedangkan kedua pemimpinnya sedang berseteru?

Kesimpulan apa yang bisa menjelaskan ini?

Mantan Menteri Energi dan Sumber daya Mineral (ESDM) periode 2014-2019, Arcandra Tahar punya alasan menarik untuk menjawab pertanyaan saya. Arcandra pernah mengatakaan (waktu ia berbicara mengenai investasi hulu migas beberapa waktu lalu) bahwa investasi itu tidak melulu soal keadaan politik di satu negara.

Menurutnya, mayoritas investor akan masuk ke dalam proyek migas yang dinilai bisa memberikan profit yang baik bagi perusahaan. "Investasi tidak mengenal kewarganegaraan. Artinya, di mana ada investasi yang menguntungkan, dia akan masuk," katanya dalam satu diskusi daring.

Arcandra Tahar bisa jadi sangat benar. Saya juga sudah mendengar pendapat beberapa teman saya, yang kebetulan menjadi pemilik bisnis, yang mengatakan seperti itu. Mereka itu hampir serupa dengan generasi milenial yang melek teknologi informasi yang, umumnya, tidak tertarik dengan urusan politik. Mereka sangat apatis.

sumber gambar: newsbtc.com
sumber gambar: newsbtc.com

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun