Saya hanya menentukan satu syarat: pembagian keuntungan (50-50).
Tetapi, malam itu, El tidak mau menerima tawaran saya. Kepada saya ia malah menceritakan ia akan nekad mengundurkan diri dari pekerjaannya yang sekarang, lalu mengajukan kredit pembelian mobil baru, lalu menjalankannya sendiri.
Bukan tanpa alasan El mengambil keputusan "nekad" itu. Ia, barangkali karena melihat atau mendengarkan sendiri cerita temannya yang sukses memeroleh setidaknya 700 ribu setiap hari dari usahanya menjalankan ojek-online, ia mungkin berfikiran mengapa ia tak membeli mobil sendiri dan menjalankannya?
"Ya. Tidak apa-apa, mas. Semoga sukses," kata saya malam itu.
Awal Januari 2020, El mengundurkan diri. Dan, seminggu kemudian, setelah ia mempunyai mobil baru, ia memulai usaha barunya: ojek online.
---
Maret 2020. Tiba-tiba bencana itu datang menghantamnya: pandemi Covid-19.
El sama sekali tak mengira Covid-19 akan datang dan menghajarnya tanpa ampun. Ia yang sebelum Covid-19 itu datang, seperti yang dikisahkannya kepada saya, mengaku bisa mengumpulkan setidaknya 600 ribu sehari ditambah bonus dari aplikasi, setelah Maret 2020 kini hanya bisa mendapatkan pelanggan paling banyak 2 atau 3 orang sehari.
El didera lara.
Tak cukup hanya itu, istrinya yang sebelumnya bekerja menjadi karyawan bagian administrasi, katanya, juga sudah dirumahkan oleh perusahaannnya sejak Mei 2020.
Karena pendapatannya sudah sangat menurun ditambah beban kredit barang-barang yang ia beli sebelumnya, El memberanikan diri datang ke bank (leasing) dan meminta keringanan pembayaran. Bank menyanggupinya dan memberinya keringanan selama 8 (delapan) bulan.