Jika Anda memiliki tabungan, tabungan itu pun niscaya akan ludes terpakai untuk membiayai kebutuhan sehari-hari sampai Anda kembali mendapatkan pekerjaan.
Jika Anda tak punya tabungan dan sama sekali tidak ada pekerjaan sampingan, hidup Anda hanya akan dirundung ketidaktenangan. Berdebar dan gelisah. Membayangkan kepada siapa lagi besok Anda akan mengetuk pintu rumahnya dan memohon bantuan untuk berhutang.
Tetapi, jika akhirnya resign tetap menjadi pilihan Anda, pastikan keputusan resign yang Anda ambil tersebut benar-benar bukan karena konflik atau keputusan yang gegabah. Melainkan karena Anda menerima opportunity yang lebih baik, misalnya: diterima di perusahaan yang lebih besar atau karena Anda ingin memulai menjalani usaha baru - alias tidak lagi menjadi karyawan.
Sudah lima belas kali lebih saya keluar-masuk perusahaan. Tetapi, jujur, dari kelima belas kali saya mengundurkan diri itu, tak ada satupun yang disebabkan karena konflik dalam arti yang sebenarnya.Â
Lima belas kali lebih saya keluar-masuk perusahaan sudah saya lakukan karena saya mendapatkan opportunity lebih baik. Meminjam kata-kata bijak, saya berpindah karena saya ingin "melompat dari satu takdir satu ke takdir lainnya yang lebih baik."
Selain alasan mendapatkan opportunity yang lebih baik, ada lagi satu alasan yang membuat anda sangat berhak untuk resign, yaitu: karena Anda akan memulai menjalani usaha baru, alias Anda memutuskan tidak lagi menjadi karyawan.Â
Contohnya: Tyo, teman saya. Dulu ia juga seorang karyawan. Tetapi, setelah ia yakin memilki resource cukup untuk menjalankan perusahaan, ia akhirnya memilih resign. Ia kini sudah dua perusahaan: perusahaan kontraktor dan sewa alat-alat berat.
Nah, jika Anda sudah memiliki resourse seperti yang Tyo miliki, saran saya: Anda memang harus segera mengundurkan diri!
Jika Anda enggan beranjak dari tempatmu sekarang padahal kamu bisa melakukannya, berarti Anda sudah mengikhlaskan Tuhan tak memberimu takdirNya yang selanjutnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H