Mohon tunggu...
Taufiq Rahman
Taufiq Rahman Mohon Tunggu... Administrasi - profesional

Menyukai sunyi dan estetika masa lalu | Pecinta Kopi | mantan engineer dan titik titik...

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Bolton atau Trump: Siapa yang Paling Benar?

29 Juni 2020   11:50 Diperbarui: 29 Juni 2020   11:46 121
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber foto ilustrasi: www.dw.com

Dari membaca banyak artikel yang mengulas secara eksklusif isi buku tersebut kemarin, dan setelah mendengarkan komentar Joshua Shifrinson itu, saya justru mendapati hal menarik dan sekaligus menjadi pertanyaan: apakah dengan demikian saya boleh menyimpulkan bahwa Jika Bolton masih dipekerjakan Trump sebagai penasihat keamanan nasional dan Trump menerima nasihat Bolton, maka, apakah tidak mungkin hari ini kita sedang menyaksikan perang antara Amerika -- China?

Dan, apakah hari ini kita tidak sedang nestapa, sebab seperti yang dikabarkan beberapa kanal informasi, bukankah Asean (dan tentu saja termasuk Indonesia), akan menjadi medan peperangan kedua negara raksasa itu?

Sebagaimana diketahui, wilayah Laut China selatan kini memang sedang menegang, setelah USS Theodore Roosevelt dan tim penyerang kapal induk USS Nimitz memulai operasi penerbangan dua kapal induk di Laut Filipina.

Ketegangan Washington - Beijing memang dikabarkan terus meningkat. Japan Times melaporkan, untuk pertama kalinya sejak 2017, Angkatan Laut AS telah menempatkan tiga kapal induknya di pintu masuk Laut China Selatan.

Apakah Amerika benar-benar akan menyerang China seperti halnya Suriah? Atau membatalkan seperti halnya Iran dan Korea Utara?

Atau, jangan-jangan, itu hanya modus- untuk satu tujuan: agar nama Trump bisa ditulis besar-besar di media Internasional, seperti yang dituliskan Bolton?

Dan, pada akhirnya, setelah mengingati sepotong kisah yang menceritakan tangis rakyat Irak yang meluap-luap karena setiap hari mereka mendengarkan suara desingan peluru dan gelegar bom mengoyakkan sebagian besar tempat di Irak, maka, setidaknya sampai di sini, saya barangkali harus mengucapkan terima kasih kepada Trump karena ia telah memecat Bolton, sehingga perang Iran dan Korea menjadi batal.

Sumber foto ilustrasi: www.dw.com
Sumber foto ilustrasi: www.dw.com

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun