Mohon tunggu...
Taufiq Rahman
Taufiq Rahman Mohon Tunggu... Administrasi - profesional

Menyukai sunyi dan estetika masa lalu | Pecinta Kopi | mantan engineer dan titik titik...

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Aku dan BPJS

15 Mei 2020   15:27 Diperbarui: 15 Mei 2020   16:01 52
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Karena sedari awal saya menganggap iuran BPJS Kesehatan adalah serupa dengan sedekah, maka saya pun tak pernah berpikiran ingin mendapatkan layanan gratis pengobatan. Tidak sama sekali. Sebab, saya (istri dan anak-anak saya) memiliki kartu-kartu lain yang, maaf, kelasnya lebih baik dari BPJS. Tetapi meskipun saya tak pernah sekalipun menggunakan kartu BPJS, namun saya tetap berniat menjadi peserta dan membayar iurannya setiap bulan.

Dan, selain saya dan keluarga saya ikut menjadi peserta BPJS Kesehatan, saya juga ikut membantu membayari iuran BPJS Kesehatan untuk sebelas (11) orang peserta atau orang lain (mereka bukan anggota keluarga saya). Niat saya hanya ingin membantu mereka. Tidak lebih.

Saya menganggap dengan ikut menjadi peserta BPJS dan membantu membayari 11 orang lain mulai Oktober 2015 itu adalah bukti bahwa saya sudah melakukan satu hal kecil membantu meringankan kewajiban negara terhadap rakyatnya, terutama untuk mereka yang tidak mampu.

Saya menganggap dengan ikut menjadi peserta BPJS tidak untuk berjaga-jaga jika nanti saya sakit, sebab saya tidak berharap besok, lusa dan nanti saya akan sakit.

Saya menganggap jika saya bisa melakukan yang baik mengapa saya menunda melakukannya?

Jika itu yakini adalah hal baik, mengapa saya merasa khawatir melakukan yang baik?

BPJS dan sejenisnya, menurut anggapan saya juga, adalah salah satu cara mengajari saya hidup untuk tidak hanya memikirkan diri saya dan keluarga saya sendiri tetapi juga bagi orang lain. Hidup itu untuk peduli. Untuk mengasihi orang lain. Hidup itu adalah kesempatan untuk berbagi dan berbuat baik kepada sesama.

Semoga tidak ada yang berkata, saya bisa menulis dan berbicara seperti ini karena posisi saya bagus sehingga saya mendapatkan gaji atau pendapatan berlebih...

Sumber foto ilustrasi: finansial.bisnis.com
Sumber foto ilustrasi: finansial.bisnis.com

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun