Mohon tunggu...
Taufiq Rahman
Taufiq Rahman Mohon Tunggu... Administrasi - profesional

Menyukai sunyi dan estetika masa lalu | Pecinta Kopi | mantan engineer dan titik titik...

Selanjutnya

Tutup

Worklife Artikel Utama

Jadikan Dedikasi sebagai Investasi Anda!

10 Februari 2020   13:21 Diperbarui: 11 Februari 2020   05:16 2499
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi (Sumber: Pixabay/Guombik)

Banyak contoh pekerja yang bekerja dengan dedikasi demi kemajuan perusahaan yang memerkerjakannya. Sejak mereka mulai berjalan dari rumah menuju kantor atau perusahaannya, mereka bahkan sudah memikirkan apa yang harus dikerjakan dan harus mereka  tuntaskan hari ini -- sebelum mereka pulang merebahkan badan.

"Jam kerja untuk orang-orang yang bekerja dengan dedikasi seperti tak berbatas," kata Frans sembari menyeruputi teh setengah manisnya.

Dulu, Frans melanjutkan kisahnya, ia hanyalah seorang pelaksana lapangan yang harus bangun subuh, berangkat kerja sebelum pukul 6 pagi, dan pulang kerja menjelang pukul 9 malam. Bahwa "perubahan nasibnya", diakuinya, tidak lepas dari bagaimana dia menjalani itu semua dengan sebaik-baiknya.

Bagi Frans, yang paling penting dirinya bisa melakukan pekerjaan itu dengan sepenuh hati. Ia berjanji tak pernah mau menumpuk pekerjaannya untuk esok hari. Sempat dia berpindah-pindah pekerjaan sebelum akhirnya bertemu kembali dengan bosnya yang lama, yang memberinya jabatan mentereng di perusahaan yang sekarang.

"Dulu, jika saya tidak bekerja sepenuh hati, mungkin bos saya tidak akan pernah ingat saya. Dan karier saya jelas tidak akan bisa seperti saat ini," kata Frans.

"Bahkan, sekedar tahu saja, meski saya masih bekerja, beberapa kali saya masih saja menerima tawaran dari beberapa teman untuk membantu pekerjaan mereka."

Saya sangat tertarik dengan cerita yang Frans bagikan pada bagian akhir kisahnya. Jadi, bukankah, sebenarnya, apa yang dikisahkan Frans, juga sama dengan yang saya alami?

Bukankah, meski saya masih/sedang bekerja, beberapa kali, saya sebenarnya juga kerap mendapatkan email atau pesan WA dari mantan atasan saya yang menawari saya untuk membantu mereka mengelola proyek-proyek baru mereka yang di Indonesia dan di luar negeri?

Bahkan, saya ingat, tak hanya saya saja, beberapa teman-teman saya juga mempunyai pengalaman yang serupa. Bukankah, Teddy, Ros, Ardian pernah menunjukkan di mesin android mereka perihal pesan atau ajakan dari mantan manajer atau atasan mereka untuk kembali bergabung/bekerja kembali dengan perusahaan yang lama?

Bukankah pesan ini (tawaran-tawaran untuk kembali bekerja yang datang dari mantan atasan Teddy, Ros, Ardian, Saya dan banyak teman-teman saya yang lain) bisa juga disebut sebagai peneguh atas kebenaran pendapat Frans bahwa memberikan pengabdian dapat juga disebut sebagai investasi?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun