Mohon tunggu...
Taufiq Rahman
Taufiq Rahman Mohon Tunggu... Administrasi - profesional

Menyukai sunyi dan estetika masa lalu | Pecinta Kopi | mantan engineer dan titik titik...

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Imajinasi, Perilaku, dan Keriuhan Ruang Publik Kita

22 Februari 2019   17:14 Diperbarui: 22 Februari 2019   18:06 121
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dengan bahasa lain, sekedar contoh kecil saja, coba, mana pernah ada orang akan memuji Jokowi jika ia setiap hari terus menyantap berita negatif tentang Jokowi? Informasi negatif yang masuk ke dalam pikirannya membuat seluruh pikirannya dan imajinasinya akan mengatakan Jokowi itu buruk. Tidak pernah baik. Ia menciptakan imajinasinya sendiri.

Input work equal to the output work.

Dan, setelah saya amati, pikiran saya kadang-kadang nakal mengambil kesimpulan sendiri, bahwa ternyata imajinasi dan input yang negatif lah yang ikut mengumuhkan dan meriuhkan ruang publik kita akhir-akhir ini.

Kadang-kadang, saya juga berfikir, mungkin banyak diantara manusia merasa sulit atau tidak dapat mengetahui dengan pasti bagian mana yang harus dikonsumsi (dibaca dan dilihat) dan bagian mana yang harus dibuang.  Anda mungkin merasa sulit, saya pun demikian. Maka, bisa jadi apa yang selama kita gembar-gemborkan bisa jadi hanyalah hasil imajinasi dan persepsi. Lain tidak.

Imajinasi memang sangat mungkin merupakan kemampuan manusia yang unik. Ini merupakan takdirnya kita sebagai manusia.

Namun yang jelas, sikap atau laku atau akan seperti apa kita dan imajinasi adalah dua hal yang saling berkait-kaitan dalam relasi yang saling mempengaruhi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun