"Tidak ada kebebasan dan demokrasi," kata mereka. Â Â
Peru dan Paraguay sudah mengambil keputusan. Mereka sudah memutuskan hubungan diplomatik  dengan Venezuela.
Argentina juga sama. Mereka membekukan paspor diplomatik dan melarang diplomatnya ke Venezuela.
Sebelum Maduro dilantik, organisasi negara-negara Amerika (OAS) juga memilih untuk tidak mengakui hasil pemilu.
Juan Guaido kini juga telah menyatakan dirinya sebagai presiden Venezuela sementara. AS dan sekutu pun seperti mendapatkan alasan agar mereka bisa melakukan campur tangan memberikan dukungan kepada kelompok oposisi.
Guaido sebelumnya adalah Ketua Dewan Nasional Venezuela yang sedang berupaya menggulingkan Presiden terpilih Nicolas Maduro.
Babak baru krisis Venezuela juga telah dimulai pada Rabu (23/1/2019) usai Presiden AS Donald Trump mengumumkan dukungan bagi Juan Guaido. Keputusan ini telah mendapat sorotan dan tanggapan dari banyak pihak.
Menyebut Maduro "diktator menyedihkan", Kementerian Luar Negeri AS mengajak militer maupun pasukan keamanan untuk berpihak kepada Guaido.
Tetapi, menteri Pertahanan Venezuela Vladimir Padrino merespon dingin ajakan AS dengan menegaskan militer tidak akan menanggalkan sumpah setia mereka kepada Maduro.
"Tentara kami tidak akan menerima presiden yang mendeklarasikan dirinya sendiri di luar konstitusi yang berlaku," tegas Padrino dikutip BBC.
Venezuela yang kaya, yang seharusnya lebih kaya dari Arab Saudi, kini berada dalam keadaan sangat mengerikan. Dukungan AS bagi kelompok tertentu di Venezuela bisa dengan mudah memicu perang saudara.