The Heart of Europe memang sangat beruntung.
Tidak seperti proyek Forest City, proyek ambisius yang "tersendat-sendat" karena tersandera atau disandera politik. Atau seperti proyek yang sejenis, di negara yang berada di sebelah selatannya, arsitektur mega proyek The Heart of Europe pun kini sudah mulai bisa dinikmati.
Kontrak megaproyek The Heart of Europe yang mewah itu yang ditaksir bernilai USD 5 miliar atau setara Rp 71 Trilyun ditandatangani pada 29 November 2016 antara JK Bauen Building yang berbasis di Dubai dan dua perusahaan asal Tiongkok; Wuchang Ship Industry Industry Group dan Sino Great Wall International Engineering.
Oleh pengembangnya, Kleindienst, The Heart of Europe ini disebut-sebut sebagai salah satu mega proyek paling ambisius di Dubai. Proyek ini terdiri dari 13 hotel dan resor mewah, tersebar di pulau-pulau reklamasi, yang terletak 4 km di lepas pantai Dubai.
Sesuai namanya, The Heart of Europe ini benar-benar menjadi perayaan Eropa. Membawa budaya Eropa ke Dubai, termasuk budaya, warisan dan gaya hidup melalui arsitektur kuno yang sangat klasik, pengalaman otentik dan teknologi yang inovatif. Bahkan, The Heart of Europe, seperti janji pengembangnya, juga menghadirkan cuaca Eropa terbaik ke Dubai, dengan plaza salju di luar ruangan.
The Heart of Europe menawarkan pasir putih dan hangatnya air laut yang akan selalu melingkupi kota-kotanya yang bertema Eropa.
The Heart of Europe, tentu saja, juga menawarkan pengalaman unik bagi para wisatawan melalui beragam festival dan makanan Eropa hingga cuaca Eropa.
Meski The Heart of Europe masih berada dalam tahap pembangunan, seperti diwartakan di arabianbusiness, rumah yang pertama bakal akan siap untuk diserahkan kepada konsumen pada akhir tahun 2018.
Jika proyek ini benar-benar selesai, kelak, proyek ini bakal akan melengkapi "kesuksesan" Dubai membangun mimpi, setelah pulau reklamasi The Palm Jumeirah.
Sebenarnya, di Malaysia, di kota Johor Bahru, di pantai yang menghadap Singapura, sebuah kota pulau juga sedang dibangun sangat ambisius. Investornya sama: dari Tiongkok.
Forest City. Itu nama proyeknya. Dibangun di empat pulau buatan di Johor Bahru dan bertema "kampung halaman kedua".
Forest City yang disebut bakal akan dihuni 700.000 orang setelah selesai pada 2035, memang di-desain sangat luar biasa. Dengan dilengkapi fasilitas sekolah internasional, pusat perbelanjaan, hotel dan bahkan pusat imigrasi, kota pulau ini dibuat begitu modern.
Arsitektur bangunannya pun sangat mengejutkan.
Namun, seperti saya tulis di bagian paling atas; proyek reklamasi ini menuai kontroversi.
Mahathir pernah menjadikan proyek reklamasi ini salah satu isu utama untuk menggoyang Najib Razak. Agar Najib tak lagi singgah di Istana.
Dan ternyata, seperti diketahui, Najib Razak kalah. Mahathir bin Mohamad yang dinyatakan menang pada Pemilu Raya bulan Mei tahun lalu. Maka, kejadian selanjutnya pun mudah ditebak; Forest City seperti terpanggang. Mahatir harus merealisasikan janji politiknya!
Demikianlah.
The Heart of Europe dan Forest City adalah dua buah kisah. Dengan satu kesimpulan yang sama.
Tidak di Dubai. Tidak juga di Malaysia.
Dimanapun tempatnya.
Di belahan dunia manapun.....
Bahwa mimpi besar itu bisa dengan "mudah" diwujudkan atau akan "sulit" diwujudkan. Semata-mata karena politik lah yang membuatnya demikian.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H