Di banyak negara berkembang dan miskin, pemandangan pejabat negara yang menggunakan kendaraan mewah dengan pengawalan ketat sudah menjadi hal yang biasa. Sebaliknya, di negara-negara maju, para pemimpin justru cenderung menggunakan kendaraan umum atau bahkan berjalan kaki tanpa pengawalan mencolok.Â
Fenomena ini mencerminkan perbedaan budaya, tata kelola pemerintahan, dan cara pandang terhadap kekuasaan di kedua jenis negara tersebut.Â
Mari kita bahas mengapa hal ini terjadi, dengan contoh-contoh nyata dari beberapa negara.
Negara Berkembang dan Kebiasaan Pejabat yang Mewah
Di negara berkembang seperti Nigeria, Pakistan, Bangladesh, Zambia, Haiti, Ethiopia, Mozambik, dan Kamboja, penggunaan kendaraan mewah oleh pejabat pemerintah seringkali dianggap sebagai simbol status. Para pejabat menggunakan mobil seperti SUV mahal atau sedan mewah dengan pengawalan polisi bersenjata lengkap, yang biasanya berupa iring-iringan kendaraan.
Ada beberapa alasan mengapa fenomena ini begitu lazim di negara-negara ini:
1.Simbol Kekuasaan dan Status Sosial
Di negara berkembang, jabatan di pemerintahan seringkali dianggap sebagai puncak kesuksesan. Banyak pejabat ingin menunjukkan keberhasilan mereka kepada masyarakat dengan menggunakan kendaraan mewah. Dalam banyak kasus, kendaraan yang mereka gunakan tidak hanya mencerminkan jabatan, tetapi juga status sosial dan ekonomi yang lebih tinggi dibandingkan rakyat biasa.
2.Kurangnya Rasa Aman
Sebagian besar negara berkembang menghadapi masalah keamanan seperti tingginya tingkat kriminalitas, ketegangan politik, atau ancaman terorisme. Para pejabat merasa perlu mendapatkan pengawalan demi melindungi diri mereka dari ancaman-ancaman tersebut. Hal ini sering terjadi di negara-negara seperti Nigeria dan Pakistan, di mana ancaman terhadap pejabat publik cukup tinggi.
3.Gaya Hidup yang Terpisah dari Rakyat
Banyak pejabat di negara berkembang hidup dalam gelembung sosial yang jauh dari kehidupan masyarakat biasa. Mereka tinggal di kawasan elit, menggunakan fasilitas eksklusif, dan merasa perlu menjaga jarak dengan rakyat. Misalnya, di Bangladesh atau Kamboja, pejabat sering menghindari interaksi langsung dengan publik karena alasan kenyamanan atau keamanan.
4.Korupsi yang Mengakar
Di negara-negara berkembang, korupsi seringkali menjadi sumber kekayaan bagi para pejabat. Uang yang diambil dari anggaran negara sering digunakan untuk membeli kendaraan mewah atau membiayai gaya hidup yang berlebihan. Hal ini juga menjadi alasan mengapa mereka terlihat mencolok di jalan raya dengan iring-iringan pengawalan.
Kebiasaan di Negara Maju
Di sisi lain, negara-negara maju seperti Swedia, Jepang, Jerman, Kanada, Belanda, Australia, Denmark, dan Norwegia menunjukkan pola perilaku yang sangat berbeda. Pejabat negara di negara-negara ini cenderung hidup lebih sederhana, menggunakan kendaraan umum, atau bahkan bersepeda ke kantor. Contohnya, Perdana Menteri Belanda, Mark Rutte, terkenal sering bersepeda ke kantornya. Di Jepang, para politisi atau pejabat tinggi sering menggunakan kereta api atau transportasi umum lainnya.
Alasan di balik kebiasaan sederhana ini antara lain:
1.Budaya Kesetaraan
Negara-negara maju cenderung memiliki budaya kesetaraan yang kuat. Jabatan di pemerintahan tidak dianggap sebagai simbol status, melainkan sebagai tanggung jawab untuk melayani masyarakat. Pejabat di negara-negara seperti Denmark atau Swedia sering menganggap diri mereka setara dengan rakyat biasa, sehingga tidak merasa perlu hidup berlebihan.
2.Keamanan yang Stabil
Negara-negara maju umumnya memiliki tingkat kriminalitas yang rendah dan sistem keamanan yang stabil. Karena itu, para pejabat tidak merasa perlu memiliki pengawalan ketat seperti di negara-negara berkembang. Di Norwegia, misalnya, perdana menteri dapat berjalan di jalan umum tanpa khawatir akan ancaman.
3.Pengawasan Publik yang Ketat
Masyarakat di negara maju biasanya sangat kritis terhadap gaya hidup para pejabat mereka. Jika ada pejabat yang terlihat hidup mewah atau menggunakan fasilitas negara untuk kepentingan pribadi, mereka akan segera dikritik oleh media dan masyarakat. Di Kanada, misalnya, penggunaan kendaraan atau fasilitas negara untuk keperluan pribadi bisa menjadi skandal besar.
4.Prioritas pada Pelayanan Publik
Pejabat di negara maju lebih fokus pada tugas dan pelayanan masyarakat daripada keuntungan pribadi. Mereka sering menunjukkan bahwa mereka adalah bagian dari masyarakat dengan menggunakan transportasi umum atau hidup sederhana. Hal ini memperkuat hubungan antara pemerintah dan rakyat.
Perbandingan Contoh Nyata
Nigeria
Di Nigeria, pejabat sering terlihat menggunakan kendaraan seperti Range Rover atau Lexus dengan pengawalan bersenjata. Negara ini memiliki masalah keamanan besar, mulai dari ancaman Boko Haram hingga tingkat kriminalitas yang tinggi, sehingga pengawalan sering dianggap perlu. Namun, gaya hidup mewah para pejabat juga menunjukkan adanya jurang besar antara mereka dan rakyat.
Pakistan
Pejabat di Pakistan juga sering menggunakan iring-iringan mewah dengan pengawalan polisi. Ketegangan politik yang sering terjadi, ditambah dengan ancaman terorisme, membuat para pejabat merasa perlu menjaga keamanan mereka. Namun, ini sering dikritik karena rakyat biasa justru kesulitan mendapatkan akses ke layanan dasar.
Swedia
Sebaliknya, di Swedia, Perdana Menteri sering menggunakan kendaraan umum tanpa pengawalan mencolok. Budaya kesetaraan di negara ini sangat kuat, sehingga pejabat cenderung menghindari gaya hidup mewah.
Jepang
Di Jepang, banyak pejabat menggunakan kereta api untuk berangkat ke kantor. Ini mencerminkan efisiensi dan kesederhanaan, yang menjadi nilai penting dalam budaya Jepang. Bahkan, mantan Perdana Menteri Shinzo Abe pernah terlihat berjalan kaki di jalan umum tanpa pengawalan besar-besaran.
Belanda
Di Belanda, budaya bersepeda sangat kuat. Mark Rutte, Perdana Menteri Belanda, sering terlihat bersepeda ke kantornya. Gaya hidup sederhana ini mencerminkan hubungan yang erat antara pemerintah dan masyarakat.
Ethiopia
Di Ethiopia, pejabat sering menggunakan kendaraan mewah di tengah jalan yang rusak dan fasilitas umum yang buruk. Ini menjadi simbol ketimpangan besar antara kehidupan pejabat dan rakyat.
Kanada
Di Kanada, Perdana Menteri Justin Trudeau sering terlihat menggunakan kendaraan biasa tanpa iring-iringan besar. Pemerintah Kanada menekankan pentingnya transparansi dan keterbukaan, sehingga para pejabat cenderung menghindari gaya hidup berlebihan.
Kamboja
Pejabat di Kamboja sering menggunakan kendaraan mewah untuk menunjukkan status mereka. Namun, ini sering dikritik oleh masyarakat yang hidup dalam kemiskinan. Tingkat korupsi yang tinggi di negara ini membuat penggunaan dana negara oleh pejabat menjadi sorotan.
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Perbedaan mencolok antara kebiasaan pejabat di negara maju dan berkembang tidak lepas dari beberapa faktor, seperti:
1.Kondisi Ekonomi dan Kesejahteraan Rakyat
Di negara berkembang, kesenjangan ekonomi sering sangat besar, sehingga pejabat yang kaya terlihat sangat mencolok dibandingkan rakyat biasa. Sementara itu, di negara maju, kesenjangan tersebut lebih kecil.
2.Sistem Pemerintahan
Negara maju cenderung memiliki sistem pemerintahan yang transparan dan akuntabel, sehingga pejabat tidak mudah menyalahgunakan kekuasaan mereka.
3.Budaya dan Nilai Sosial
Di negara berkembang, kekuasaan sering dilihat sebagai hak istimewa, sementara di negara maju, kekuasaan dianggap sebagai tanggung jawab.
Kesimpulan
Perbedaan gaya hidup pejabat di negara berkembang dan negara maju mencerminkan perbedaan budaya, keamanan, dan sistem pemerintahan di kedua kelompok negara tersebut. Di negara berkembang, kendaraan mewah dan pengawalan ketat sering menjadi simbol status dan kebutuhan keamanan, sementara di negara maju, gaya hidup sederhana menunjukkan kedekatan antara pemerintah dan rakyat. Fenomena ini mengajarkan kita bahwa kesederhanaan bukan hanya soal ekonomi, tetapi juga soal nilai-nilai yang dianut oleh suatu bangsa.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI