Patung Ismail Somoni: Simbol Kebanggaan Nasional
Yang menjadi daya tarik utama alun-alun ini adalah Patung Ismail Somoni, pendiri Dinasti Samanid dan tokoh penting dalam sejarah Tajikistan. Patung megah ini berdiri di bawah lengkungan emas, simbol kebanggaan nasional yang tak pernah sepi pengunjung. Di sekitar taman patung, warga lokal bersantai sambil menikmati suasana kota.
Darbot menjelaskan jika Ismail Somoni ini berkuasa pada sekitar abad ke 9 dan pada saat itu daerah kekuasaan nya meliputi lima negara Stan eks Soviet ditambah Afghanistan dan sebagian Iran sebelah timur. Sayangnya kekaisaran ini harus runtuh dengan kedatangan bangsa Arab. Â Tidak mengherankan bila mata uang Tajikistan pun diberi nama Somoni. Uniknya mausoleum raja Ismail Somoni ini pernah saya kunjungi di Bukhara , Uzbekistan. Â
Darbot juga menjelaskan mengenai tangan kanan Ismail Somoni yang memegang sebuah tongkat berhiaskan 7 bintang yang dilapisi emas murni. Konon 7 bintang ini mewakili 7 bintang tradisional Tajikistan yang ada dalam legenda setempat.
Bordar juga menunjukkan adanya dua patung singa yang mengawal patung ini sebagaimana seringnya singa melambangkan negara negara  di Asia Tengah.
"Singa ada pada bendera Kurdistan dan juga Iran sebelum revolusi,dan melambangkan kekuatan" tambahnya lagi.
Setelah itu kami berjalan jalan menikmati suasana di alun-alun cantik ini. Saya sempat berfoto bersama dengan dokter Ida sambil terus bercerita tentang pengalaman menarik selama perjalanan. Â
Konon monumen dan lapangan ini sudah dibangun sejak era Soviet yaitu pada tahun 1930-an. Namun Patung Somoni sendiri baru didirikan  sejak 1999 untuk memperingati 1000 tahun runtuhnya kejadian Samanid pada 999.  Pada zaman Soviet sendiri di sini sempat berdiri gagah Patung Lenin, namun patung ini kemudian diruntuhkan dan digantikan oleh patung Firdauzi ketika Tajikistan merdeka pada 1991.
Tepat  di belakang monumen Somoni? Ada sebuah peta di lantai yang menggambarkan kerajaan Samandi pada puncak kejayaannya dengan ibukota di Bukhara.  Uniknya walau Samarkand dan Bukhara lebih banyak dihuni oleh etnik Tajik, tetapi kedua kota itu termasuk wilayah Uzbekistan. Â
Perpustakaan Nasional dan Tiang Bendera Tajikistan
Perjalanan terus berlanjut. Masih di sekitar alun-alun persahabatan ini, terdapat bangunan megah dengan tulisan aksara Kiril "Kitobxonai Milli" atau Perpustakaan Nasional. Konon perpustakaan ini memiliki koleksi jutaan buku, termasuk literatur langka tentang sejarah Asia Tengah. Perpustakaan ini adalah simbol dari semangat intelektual Tajikistan.