Mohon tunggu...
Taufik Uieks
Taufik Uieks Mohon Tunggu... Dosen - Dosen , penulis buku travelling dan suka jalan-jalan kemana saja,

Hidup adalah sebuah perjalanan..Nikmati saja..

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Revolusi Hijau di Langit, Masa Depan Berkelanjutan Dunia Aviasi

15 Januari 2025   07:32 Diperbarui: 15 Januari 2025   07:32 67
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pesawat hidrogen: kompas


Aviasi, industri yang menjadi tulang punggung globalisasi, kini menghadapi tantangan besar: bagaimana tetap terbang tinggi sambil menjaga bumi tetap hijau. Dengan emisi karbon yang signifikan---sekitar 2,5% dari total emisi global---industri ini berada di bawah tekanan untuk berubah. 

Namun, di balik tantangan ini, ada cerita menarik tentang inovasi, komitmen, dan harapan menuju masa depan penerbangan yang lebih berkelanjutan.


1. Bahan Bakar Masa Depan: Sustainable Aviation Fuel (SAF)

Sustainable Aviation Fuel (SAF) adalah bintang baru dalam upaya keberlanjutan di dunia aviasi. Dibuat dari bahan baku seperti minyak nabati, limbah industri, dan biomassa, SAF dapat mengurangi emisi karbon hingga 80% dibandingkan bahan bakar konvensional. Maskapai besar seperti United Airlines, Lufthansa, dan KLM telah mulai menggunakan SAF dalam operasional mereka.

Namun, SAF masih menghadapi tantangan besar: harganya yang tinggi dan ketersediaan yang terbatas. Untuk mengatasi ini, berbagai pemerintah dan perusahaan aviasi bekerja sama untuk meningkatkan produksi dan distribusi SAF. Contohnya, Uni Eropa telah meluncurkan "ReFuelEU Aviation," sebuah kebijakan untuk meningkatkan penggunaan SAF secara signifikan di kawasan tersebut.

2. Pesawat Listrik dan Hibrida: Dari Fiksi ke Realita

Jika SAF adalah solusi jangka pendek, pesawat listrik dan hibrida menjadi mimpi besar jangka panjang. Perusahaan seperti Airbus, Rolls-Royce, dan startup Eviation sedang berlomba-lomba mengembangkan teknologi ini.

Pada tahun 2023, Eviation meluncurkan pesawat listrik bernama Alice, yang dapat membawa sembilan penumpang dengan jarak tempuh hingga 800 kilometer. Pesawat ini menjadi bukti bahwa penerbangan jarak pendek dengan emisi nol bukan lagi sekadar konsep. Namun, untuk penerbangan jarak jauh, teknologi ini masih memerlukan penelitian lebih lanjut, terutama dalam hal kapasitas baterai.

3. Bandara Ramah Lingkungan: Lebih dari Sekadar Gerbang Udara

Bandara, yang sering kali dianggap sebagai pusat kemacetan dan konsumsi energi, juga ikut berbenah. Bandara Changi di Singapura, misalnya, telah mengintegrasikan energi surya untuk sebagian besar operasionalnya. Bandara Schiphol di Amsterdam bahkan telah menggunakan armada kendaraan listrik sepenuhnya untuk transportasi di dalam bandara.

Di sisi lain, konsep "bandara hijau" juga mulai populer. Bandara seperti Oslo Airport telah memasang sistem daur ulang air hujan untuk operasional harian, sementara bandara Denver memiliki program reboisasi untuk mengimbangi jejak karbonnya.

4. Tantangan dan Harapan

Meskipun inovasi terus bermunculan, transformasi menuju aviasi berkelanjutan tidaklah mudah. Tantangan utamanya adalah biaya. SAF, misalnya, masih lima kali lebih mahal daripada bahan bakar konvensional. Demikian juga, pengembangan pesawat listrik memerlukan investasi miliaran dolar.

Namun, ada harapan besar bahwa kesadaran global dan kolaborasi lintas sektor akan mendorong perubahan yang lebih cepat. Pemerintah, maskapai, bandara, dan penumpang kini semakin sadar akan pentingnya keberlanjutan.

5. Apa yang Bisa Dilakukan Penumpang?

Anda mungkin bertanya, apa peran kita sebagai penumpang? Ada beberapa hal yang bisa kita lakukan untuk mendukung penerbangan berkelanjutan:
*Pilih maskapai yang berkomitmen pada keberlanjutan.
*Pertimbangkan membeli kompensasi karbon untuk perjalanan Anda.
*Gunakan aplikasi perjalanan yang memberi informasi tentang jejak karbon setiap penerbangan.

Kesimpulan

Dunia aviasi tengah memasuki era baru yang menarik dan penuh tantangan. Dengan inovasi seperti SAF, pesawat listrik, dan bandara ramah lingkungan, masa depan penerbangan terlihat lebih hijau. Namun, keberhasilan perubahan ini membutuhkan kolaborasi dari semua pihak: pemerintah, industri, dan penumpang.

Langit biru yang kita nikmati hari ini adalah warisan untuk generasi mendatang. Mari kita dukung revolusi hijau ini, karena setiap perjalanan yang kita ambil adalah langkah menuju dunia yang lebih baik.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun