Di sisi lain, konsep "bandara hijau" juga mulai populer. Bandara seperti Oslo Airport telah memasang sistem daur ulang air hujan untuk operasional harian, sementara bandara Denver memiliki program reboisasi untuk mengimbangi jejak karbonnya.
4. Tantangan dan Harapan
Meskipun inovasi terus bermunculan, transformasi menuju aviasi berkelanjutan tidaklah mudah. Tantangan utamanya adalah biaya. SAF, misalnya, masih lima kali lebih mahal daripada bahan bakar konvensional. Demikian juga, pengembangan pesawat listrik memerlukan investasi miliaran dolar.
Namun, ada harapan besar bahwa kesadaran global dan kolaborasi lintas sektor akan mendorong perubahan yang lebih cepat. Pemerintah, maskapai, bandara, dan penumpang kini semakin sadar akan pentingnya keberlanjutan.
5. Apa yang Bisa Dilakukan Penumpang?
Anda mungkin bertanya, apa peran kita sebagai penumpang? Ada beberapa hal yang bisa kita lakukan untuk mendukung penerbangan berkelanjutan:
*Pilih maskapai yang berkomitmen pada keberlanjutan.
*Pertimbangkan membeli kompensasi karbon untuk perjalanan Anda.
*Gunakan aplikasi perjalanan yang memberi informasi tentang jejak karbon setiap penerbangan.
Kesimpulan
Dunia aviasi tengah memasuki era baru yang menarik dan penuh tantangan. Dengan inovasi seperti SAF, pesawat listrik, dan bandara ramah lingkungan, masa depan penerbangan terlihat lebih hijau. Namun, keberhasilan perubahan ini membutuhkan kolaborasi dari semua pihak: pemerintah, industri, dan penumpang.
Langit biru yang kita nikmati hari ini adalah warisan untuk generasi mendatang. Mari kita dukung revolusi hijau ini, karena setiap perjalanan yang kita ambil adalah langkah menuju dunia yang lebih baik.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H