Sungai Panj menjadi teman perjalanan sepanjang rute ini, dengan arusnya yang deras dan suara gemuruh air yang menemani kami di setiap tikungan. Sungai ini tidak hanya memisahkan Tajikistan dan Afghanistan, tetapi juga menyatukan pemandangan alam kedua negara menjadi lanskap yang harmonis.
Kami berhenti di sebuah titik di mana ada papan petunjuk bertuliskan Islamic Republic of Afghanistan. Dari sini, Afghanistan tampak begitu jelas, dengan pegunungan yang kokoh dan rumah-rumah kecil yang terlihat dari kejauhan. Kesempatan ini tidak kami sia-siakan---kami mengambil foto dengan latar belakang Afghanistan. Saya pun sempat beberapa kali bergaya di sini dengan topi khas Pamir kombinasi warna merah dan hitam yang terus bertengger di kepala.
Salah satu momen yang paling mengesankan adalah saat  Mas Agus yang sedang sibuk memotret pemandangan. Sambil berdiri di pinggir jalan yang aman, ia mengarahkan kameranya untuk menangkap aliran deras Sungai Panj, sementara pegunungan Afghanistan menjadi latar belakang yang sempurna. Saya pun tak mau ketinggalan memotret Mas Agus dalam aksinya, menjadi bagian dari cerita perjalanan kami.
Selain itu, di sepanjang sungai, kami juga menemukan beberapa jembatan tua  yang menghubungkan dua sisi sungai. Beberapa di antaranya terlihat cukup tua, namun menambah keindahan lanskap yang kami lewati. Walaupun namanya jembatan, ternyata sama sekali tidak ada orang yang menyeberang.
Air Terjun Kecil di Tepi Jalan
Setelah kembali melanjutkan perjalanan berbelok belok di tepian sungai Amur Darya, kami menemukan sebuah air terjun  yang jatuh langsung ke tepi jalan. Gemericik airnya yang jernih dan segar mengundang kami untuk berhenti sejenak. Udara di sekitar sini terasa sangat sejuk, memberikan jeda yang menyenangkan di tengah perjalanan.
Kami berfoto di depan air terjun, merasakan percikan air yang dingin, dan menikmati momen sederhana yang membuat perjalanan ini semakin berkesan.