2.Berikan Guru Kehidupan yang Layak
Guru adalah pilar pendidikan. Berikan mereka pelatihan berkualitas, tunjangan memadai, dan kurangi beban administrasi yang tidak relevan.
3.Fokus pada Karakter dan Keterampilan Hidup
Pendidikan tidak hanya soal nilai akademik, tapi juga membangun karakter dan keterampilan hidup. Kita butuh generasi yang mampu berpikir kritis, berinovasi, dan berempati.
4.Berhenti Berubah Hanya Karena Ganti Menteri
Konsistensi kebijakan sangat penting. Pendidikan tidak bisa maju jika setiap lima tahun berubah arah.
5.Evaluasi Penelitian Akademik
Penelitian harus diarahkan pada dampak nyata, bukan sekadar memenuhi angka. Tidak semua dosen harus menjadi peneliti; biarkan mereka fokus pada keahlian masing-masing, baik itu mengajar, membimbing, atau mengembangkan komunitas.
Kesimpulan: Tertawa Sambil Optimis
Pendidikan Indonesia memang penuh ironi dan dilema, tapi itu bukan alasan untuk kehilangan harapan. Guru-guru yang berdedikasi, murid yang semangat belajar, dan masyarakat yang peduli adalah modal utama kita.
Mari kita berhenti menjadikan pendidikan sebagai sekadar slogan atau alat politik, dan mulai menjadikannya prioritas nyata. Sampai saat itu tiba, mari tertawa bersama---bukan untuk mengejek, tapi untuk tetap optimis menghadapi tantangan. Siapa tahu, suatu hari nanti "Indonesia Emas 2045" benar-benar bukan sekadar mimpi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H