4. Penguatan Kerja Sama Energi
BRICS membuka peluang kerja sama strategis di sektor energi, baik fosil maupun terbarukan. Indonesia dapat bermitra dengan Rusia dan China untuk teknologi energi bersih atau memanfaatkan pasar energi Afrika Selatan untuk ekspor batu bara.
5. Kerja Sama Teknologi dan Inovasi
BRICS dikenal mendorong kolaborasi di bidang teknologi dan inovasi. Indonesia dapat memanfaatkan jaringan ini untuk meningkatkan kemampuan teknologi dalam sektor strategis seperti digitalisasi, pertanian, dan industri manufaktur.
6. Pengurangan Ketergantungan pada Dolar AS
Salah satu agenda besar BRICS adalah mengurangi dominasi dolar AS dalam perdagangan internasional. Ini menguntungkan Indonesia, karena transaksi dengan anggota BRICS lainnya dapat dilakukan dalam mata uang lokal, mengurangi risiko fluktuasi nilai tukar.
Tantangan yang Harus Dihadapi
1. Dominasi China
China adalah anggota terbesar dan paling berpengaruh di BRICS. Dominasi ini dapat menyebabkan kepentingan Indonesia terabaikan, terutama jika kebijakan BRICS lebih banyak diatur oleh agenda Beijing. Indonesia harus mampu menjaga keseimbangan agar tidak terperangkap dalam dinamika geopolitik yang berat sebelah.
2. Persaingan di Pasar Regional
Sebagai sesama negara berkembang, beberapa anggota BRICS seperti India dan China memiliki sektor manufaktur yang lebih maju. Ini menciptakan tantangan bagi Indonesia untuk tetap kompetitif, terutama di pasar produk-produk bernilai tambah.