Mohon tunggu...
Taufik Uieks
Taufik Uieks Mohon Tunggu... Dosen - Dosen , penulis buku travelling dan suka jalan-jalan kemana saja,

Hidup adalah sebuah perjalanan..Nikmati saja..

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Kejujuran dan Menghargai Uang di Jepang

9 Januari 2025   05:40 Diperbarui: 9 Januari 2025   06:03 204
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Uang logam Yen: detik. Com

Uang Kembalian yang Selalu Ada

Di Jepang, pelanggan tidak perlu khawatir tentang uang kembalian yang kurang. Sistem kasir otomatis, baik di stasiun kereta, supermarket, maupun restoran, dirancang untuk memberikan kembalian dengan akurat, bahkan jika jumlahnya hanya 1. Supir taksi juga memastikan kembalian diberikan hingga yen terakhir, tanpa pembulatan ke atas atau ke bawah.

Bandingkan dengan di Indonesia, di mana praktik memberikan kembalian dalam bentuk permen sempat menjadi sorotan publik. Hal ini tidak hanya dianggap tidak profesional, tetapi juga mencerminkan kurangnya penghormatan terhadap hak pelanggan.

Mengapa Jepang Masih Menghargai Uang Tunai?

Ada beberapa alasan mengapa Jepang masih mempertahankan uang tunai sebagai alat pembayaran utama:

1.Kepercayaan yang Tinggi: Sistem tunai memungkinkan transparansi dalam transaksi dan memberikan rasa aman kepada pelanggan.

2.Kemudahan untuk Semua Kalangan: Tidak semua orang terbiasa dengan teknologi pembayaran digital. Keberadaan uang tunai memastikan inklusi bagi seluruh lapisan masyarakat.

3.Menghargai Tradisi: Meskipun modernisasi terus berkembang, Jepang tetap menghormati tradisi, termasuk dalam cara mereka bertransaksi.

Pelajaran dari Jepang untuk Indonesia

Indonesia dapat belajar banyak dari cara Jepang menghormati uang dan menerapkan kejujuran dalam transaksi. 

Beberapa hal yang bisa diadopsi adalah:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun