Uang Kembalian yang Selalu Ada
Di Jepang, pelanggan tidak perlu khawatir tentang uang kembalian yang kurang. Sistem kasir otomatis, baik di stasiun kereta, supermarket, maupun restoran, dirancang untuk memberikan kembalian dengan akurat, bahkan jika jumlahnya hanya 1. Supir taksi juga memastikan kembalian diberikan hingga yen terakhir, tanpa pembulatan ke atas atau ke bawah.
Bandingkan dengan di Indonesia, di mana praktik memberikan kembalian dalam bentuk permen sempat menjadi sorotan publik. Hal ini tidak hanya dianggap tidak profesional, tetapi juga mencerminkan kurangnya penghormatan terhadap hak pelanggan.
Mengapa Jepang Masih Menghargai Uang Tunai?
Ada beberapa alasan mengapa Jepang masih mempertahankan uang tunai sebagai alat pembayaran utama:
1.Kepercayaan yang Tinggi: Sistem tunai memungkinkan transparansi dalam transaksi dan memberikan rasa aman kepada pelanggan.
2.Kemudahan untuk Semua Kalangan: Tidak semua orang terbiasa dengan teknologi pembayaran digital. Keberadaan uang tunai memastikan inklusi bagi seluruh lapisan masyarakat.
3.Menghargai Tradisi: Meskipun modernisasi terus berkembang, Jepang tetap menghormati tradisi, termasuk dalam cara mereka bertransaksi.
Pelajaran dari Jepang untuk Indonesia
Indonesia dapat belajar banyak dari cara Jepang menghormati uang dan menerapkan kejujuran dalam transaksi.Â
Beberapa hal yang bisa diadopsi adalah: