2. Wirausahawan yang Berjuang dalam Keterbatasan
Data lain menyebutkan bahwa 91% wirausaha Indonesia hanya memiliki pendapatan Rp1,6 juta per bulan. Sebuah angka yang sulit mencukupi kebutuhan dasar, apalagi membangun mimpi besar.
Kita sering kagum pada negara-negara seperti Tiongkok  atau Korea Selatan, yang berhasil melahirkan inovasi dan ekonomi mandiri. Namun, keberhasilan mereka bukan datang begitu saja. Ada kerja keras, dukungan pemerintah yang terarah, dan masyarakat yang mau beradaptasi dengan perubahan.
Bagaimana dengan kita? Apakah semangat kita sebagai bangsa cukup besar untuk menciptakan lingkungan yang mendukung para wirausaha kecil agar mereka benar-benar bisa bertumbuh?
3. Lapangan Kerja yang Menurun Drastis
Fakta lain menunjukkan bahwa lapangan kerja pada 2024 menurun delapan kali lipat dibandingkan 2014. Ini bukan hanya soal angka statistik. Ini adalah potret suram masa depan generasi muda yang mungkin kehilangan peluang.
Namun, menciptakan lapangan kerja tidak semudah membalikkan telapak tangan. Kita butuh komitmen untuk mendorong pendidikan yang relevan, pelatihan kerja yang nyata, serta ekosistem hukum yang adil. Hukum yang kuat bukan sekadar untuk menghukum, tetapi juga untuk memastikan setiap orang punya kesempatan yang setara.
Merenungi Diri Sendiri
Saat membaca fakta-fakta ini, mungkin kita tergoda untuk menunjuk pihak-pihak tertentu sebagai penyebab utama. Tapi sejenak, mari kita tanya diri sendiri: sudahkah kita benar-benar jujur terhadap diri sendiri?
Kita sering berbicara tentang moral, tentang etika, bahkan tentang agama. Namun, apakah itu tercermin dalam sikap sehari-hari? Ketika kita melihat pelanggaran kecil, apakah kita membiarkannya? Ketika ada kesempatan untuk berbuat lebih baik, apakah kita melakukannya?
Kemajuan sebuah bangsa bukan hanya tugas pemerintah atau institusi. Itu dimulai dari masyarakat yang sadar dan mau berubah. Kita sering membandingkan diri dengan negara lain, tetapi lupa bahwa keberhasilan mereka datang dari usaha kolektif yang dimulai dari langkah-langkah kecil.
Mimpi Emas, Realita yang Harus Diubah
Kita tentu ingin melihat Indonesia menjadi bangsa yang besar dan dihormati. Tapi itu hanya akan tercapai jika kita mampu menjadi masyarakat yang lebih jujur, disiplin, dan saling mendukung.
Di halte Widya Chandra ini, mungkin kita hanya menunggu bus TransJakarta. Tapi di luar sana, dunia tidak pernah menunggu. Untuk menjadi emas, kita harus mulai dari diri sendiri: dengan integritas, kerja keras, dan keberanian untuk berubah.
Karena mimpi Indonesia Emas 2045 tidak akan terwujud hanya dengan slogan, melainkan dengan tindakan nyata dari setiap warganya---termasuk kita semua, penulis dan pembaca!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H