Di bawah jembatan, Sungai Nakashima mengalir dengan tenang, dihiasi oleh batu-batu yang membentuk pijakan untuk berjalan. Di sepanjang sungai, pengunjung sering terlihat melompat di antara batu-batu itu, berhenti sejenak untuk mengintip ke dalam air.
Tampak sekumpulan  Ikan koi dengan warna warni nan cantik  berenang dengan anggun di sungai, sementara kura-kura sesekali muncul ke permukaan, menarik perhatian anak-anak maupun orang dewasa.
Orang-orang berjalan di atas batu-batu, berbicara, atau sekadar menikmati aliran air yang jernih. Aktivitas ini memberikan kesan akrab dan santai yang mencerminkan gaya hidup penduduk lokal.
Tidak terasa langit makin temaram dan senja kian menggelayut, lampion-lampion mulai menyala di sepanjang tepian  sungai. Lampu-lampu ini menambah suasana romantis.  Kalau saja kami datang sewaktu  Nagasaki Lantern Festival, yang biasanya berlangsung saat Tahun Baru Imlek, suasana tentu akan lebih meriah. Lampion dengan warna merah, kuning, dan oranye menghiasi jalan setapak, menciptakan pemandangan yang memukau saat dipantulkan di air sungai.Â
Menurut  tradisi, lampion-lampion ini bukan  hanya sekedar  dekorasi, melainkan juga simbol keberuntungan dan harapan.
Kami berjalan di tepian dinding sungai dan bertemu dengan hiasan menarik berupa pahatan berbentuk hati.
 Pahatan ini sering menjadi incaran wisatawan yang percaya bahwa menemukan simbol hati dapat membawa keberuntungan dalam cinta. Konon, pahatan hati ini dibuat sebagai bagian dari restorasi jembatan setelah banjir besar.
Sekarang, hiasan ini menjadi daya tarik unik yang mengundang pengunjung untuk mencarinya sambil berjalan santai di sepanjang sungai.
Saat matahari mulai terbenam, cahaya senja menyentuh permukaan Sungai Nakashima, memantulkan kehangatan warna oranye dan emas di atas air. Kombinasi cahaya alami ini dengan lampion yang menyala menciptakan suasana magis.
Para pengunjung berjalan perlahan, menikmati suara gemericik air, sambil berhenti di bangku-bangku yang tersedia di sepanjang sungai. Beberapa pasangan terlihat duduk berdampingan, menikmati momen romantis  ini.
Tidak terasa perut sudah minta diisi sehingga Kami kembali menuju halte trem untuk menuju  ke pusat kota dan mencair makan malam.