Namun, tekadnya untuk membuktikan kesetiaannya kepada Indonesia tidak tergoyahkan. Ia menjalani berbagai pelatihan militer untuk meningkatkan kemampuannya dalam bertempur dan memahami strategi maritim. Berkat keahliannya, ia segera dipercaya untuk mengemban tugas-tugas penting, terutama yang berhubungan dengan penyelundupan senjata untuk mendukung perjuangan militer Indonesia.
Menyelundupkan Senjata dan Membantu Perekonomian Indonesia
Salah satu peran penting yang dimainkan oleh John Lie dalam perjuangan kemerdekaan adalah sebagai penyelundup senjata. Setelah proklamasi kemerdekaan, Belanda berusaha untuk kembali menjajah Indonesia melalui agresi militer. Dalam kondisi sulit tersebut, ALRI membutuhkan pasokan senjata dan amunisi untuk melawan serangan Belanda. Namun, akses Indonesia ke senjata sangat terbatas, dan upaya untuk membelinya di pasar internasional dihalangi oleh blokade Belanda.
Di sinilah John Lie memainkan perannya. Dengan kapal kecilnya, bernama "The Outlaw," ia melakukan misi berbahaya menyelundupkan senjata dari negara-negara tetangga, seperti Singapura dan Filipina, ke Indonesia. Ia harus menghindari patroli Belanda dan sering kali berlayar di malam hari untuk menghindari deteksi. S
elain senjata, John Lie juga menyelundupkan barang-barang lain yang dapat dijual untuk mengumpulkan dana guna membiayai perjuangan. Dengan cara ini, ia membantu memperkuat perekonomian Indonesia pada masa perang kemerdekaan.
Berani Menghadapi Bahaya di Laut
Sebagai seorang penyelundup senjata, John Lie sering kali menghadapi bahaya besar di laut. Ia harus berhadapan dengan kapal-kapal patroli Belanda yang siap menembaki kapal kecilnya jika ketahuan. Dalam beberapa kesempatan, ia bahkan harus berlari melalui garis blokade Belanda dengan kapal kecilnya, mengandalkan keberanian dan kecerdikannya untuk menghindari pengejaran. Tidak jarang ia berada dalam kondisi sulit, kehabisan bahan bakar atau terancam cuaca buruk.
Keberanian dan keteguhan hatinya dalam menghadapi bahaya membuatnya dihormati oleh rekan-rekannya di Angkatan Laut dan dikenal sebagai sosok yang pantang menyerah. Ia menjadi inspirasi bagi banyak pejuang muda lainnya untuk ikut berjuang demi kemerdekaan Indonesia. Bahkan karena itu beliau juga sempat dijuluki Hantu Selat Malaka.
Mengganti Nama Menjadi Jahja Daniel Dharma
Setelah perjuangan kemerdekaan usai, Lie Tjeng Tjoan mengadopsi nama Indonesia, Jahja Daniel Dharma, sebagai tanda kecintaannya pada Indonesia dan untuk menghormati perjuangan yang telah ia lakukan bagi negara. Penggantian nama ini juga mencerminkan komitmennya untuk berintegrasi penuh sebagai bagian dari masyarakat Indonesia.
Pada masa kemerdekaan, Jahja Daniel Dharma tetap mengabdi di Angkatan Laut Republik Indonesia. Ia terus berkontribusi dalam membangun pertahanan maritim Indonesia yang kuat dan profesional. Hingga akhir hayatnya, ia tetap dikenang sebagai sosok yang setia dan berdedikasi tinggi kepada bangsa dan negaranya.