Prabowo telah berangkat mengunjungi  Beijing sebagai destinasi pertama lawatan resmi setelah menjabat sebagai Presiden Republik Indonesia yang kedelapan.
Banyak orang bertanya-tanya, mengapa Tiongkok, mengapa bukan Amerika, Jepang, Singapura, atau Arab Saudi atau  Rusia serta India.
Berikut  adalah analisis mengenai alasan Prabowo Subianto,  memilih Tiongkok sebagai tujuan kunjungan resmi pertamanya. Ternyata keputusan ini berkaitan erat dengan kebijakan yang mencerminkan beberapa prioritas strategis dalam berbagai bidang baik ekonomi maupun  geopolitik yang dapat diringkas dalam tujuh alasan berikut:
1. Memperkuat Hubungan Ekonomi
Tiongkok adalah salah satu mitra dagang utama Indonesia dan memiliki peran penting dalam perekonomian Indonesia. Ekspor dan impor antara kedua negara telah tumbuh secara signifikan, terutama di sektor seperti pertambangan, produk manufaktur, dan perdagangan komoditas. Kunjungan awal ini dapat mempererat hubungan ekonomi dan mengeksplorasi peluang kerjasama baru, seperti dalam bidang teknologi dan infrastruktur.
2. Menarik Investasi untuk Pengembangan Infrastruktur
Tiongkok telah menunjukkan komitmen sebagai mitra penting dalam proyek infrastruktur, seperti pembangunan kereta cepat Jakarta-Bandung yang merupakan bagian dari Inisiatif Sabuk dan Jalan  (Belt & Road Initiatives: BRI). Kunjungan Prabowo bisa bertujuan untuk meningkatkan komitmen Tiongkok dalam pengembangan infrastruktur di Indonesia, mendorong proyek-proyek strategis seperti pelabuhan, bandara, dan jaringan transportasi yang akan menguntungkan perekonomian nasional.
3. Kerjasama di Bidang Pertahanan dan Keamanan
Indonesia dan Tiongkok telah melakukan diskusi terkait kerjasama di bidang pertahanan dan keamanan, termasuk dalam hal pemberantasan terorisme, pertukaran intelijen, dan pelatihan militer. Dengan Prabowo yang memiliki minat besar di bidang ini, kunjungan tersebut bisa membuka pintu untuk perjanjian dan program kerjasama pertahanan, memperkuat kemampuan Indonesia dalam menghadapi tantangan keamanan regional.
4. Kolaborasi dalam Pengembangan Teknologi dan Energi