Mohon tunggu...
Taufik Uieks
Taufik Uieks Mohon Tunggu... Dosen - Dosen , penulis buku travelling dan suka jalan-jalan kemana saja,

Hidup adalah sebuah perjalanan..Nikmati saja..

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Yuk Berkenalan dengan Presiden dan Belanda Depok

3 November 2024   09:48 Diperbarui: 3 November 2024   10:23 284
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
 Rumah  eks Presiden Depok : dokpri

 Rumah  eks Presiden Depok : dokpri
 Rumah  eks Presiden Depok : dokpri

Lalu apakah sebenarnya yang tertulis apa monumen yang asli.  Di rumah eks Presiden Depok terakhir, saya kemudian melihat diri monumen dan membaca tulisan dalam Belanda, Mijn intentie is dat te Depok mettertijd een  fraiee christenbevolking groeie yang bermakna Aku berharap agar Depok lambat laun tumbuh menjadi masyarakat Kristen yang mandiri.

Tulisan pada prasasti inilah yang menurut kondisi saat ini Depok dapat menimbulkan kontroversi karena bisa menimbulkan keresahan sehingga pada awalnya pembangunan kembali monumen ini mendapat tentangan dan pada akhirnya didapat kesepakatan boleh membangun kembali monumen namun tanpa tulisan.

Akan tetapi pada saat yang bersamaan hal ini juga menunjukkan bahwa sebagian masyarakat kita belum bisa menerima kenyataan sejarah masa lalu sehingga kalau perlu sejarah masa lalu harus dilupakan atau dihilangkan.

Namun, walau dalam kondisi mengenaskan sebenarnya monumen ini tetap merupakan warisan sejarah.

Melestarikan  warisan sejarah Depok  ini cukup  penting untuk membangun identitas lokal yang kuat sekaligus memperkaya pemahaman tentang keberagaman Indonesia.

Kunjungan singkat ini  sekaligus menjadi momen berharga untuk memahami kembali arti dari sejarah yang melekat di kota Depok serta menghargai perbedaan dan keberagaman yang memperkaya identitas bangsa Indonesia.

Semoga kita semua lebih mengenal siapa sesungguhnya Belanda Depok yang merupakan bagian integral dari bangsa Indonesia yang beragam.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun