"Benteng ini dibangun Belanda pada pertemuan abad ke 18 hampir bersamaan dengan dibangunnya Kraton Yogyakarta setelah pecahnya kerajaan Mataram menyusul perjanjian Giyanto, " Â demikian keterangan mbak Muri.
Setelah masuk ke lapangan tengah museum sebuah mobil Golf menyambut dan siap mengantar menuju diorama pertama. Â
Gedung diorama ini sangat cantik dan tampak klasik dengan arsitektur kekunoannya. Â Konon gedung ini dulunya merupakan tempat tinggal para perwira .
Salah satu daya tarik utama di Benteng Vredeburg adalah empat diorama besar yang menceritakan berbagai peristiwa penting dalam sejarah Indonesia. Setiap diorama dirancang dengan sangat detail, menampilkan tokoh-tokoh, kostum, dan suasana yang membawa pengunjung ke dalam peristiwa yang terjadi ratusan tahun lalu.
Perjuangan Melawan Kolonialisme: Diorama pertama ini menggambarkan perjuangan rakyat Indonesia melawan penjajah Belanda.
Dimulai sejak perlawanan di masa Pangeran Diponegoro Patung-patung diorama memperlihatkan bagaimana rakyat dengan gigih memperjuangkan kemerdekaannya, meski harus menghadapi kekuatan militer Belanda yang lebih besar. Pengunjung dapat melihat adegan pertempuran dan pidato para pemimpin rakyat yang menggugah semangat.
Diorama yang dipamerkan di ruang 1 itu sebagian besar masih sama dengan ketika saya berkunjung beberapa tahun lalu, kecuali tampak lebih cantik dan juga memiliki fasilitas interaktif. Â
Sementara
Diorama 2 memamerkan masa Kebangkitan Nasional yang dimulai dengan munculnya Budi Utomo. Â Pada periode ini, berbagai organisasi dan tokoh pergerakan mulai muncul untuk memperjuangkan hak-hak rakyat Indonesia. Diorama ini menampilkan sosok-sosok seperti Budi Utomo dan Sarekat Islam, organisasi yang menjadi pionir dalam menggalang persatuan rakyat Indonesia.
Perjalanan berlanjut ke Diorama 3 yang menampilkan Masa Penjajahan Jepang: Diorama ini memperlihatkan kondisi kehidupan rakyat yang semakin sulit di bawah kekuasaan Jepang.