Benteng Vredeburg adalah salah satu destinasi sejarah paling populer di Yogyakarta. Benteng  m ini memiliki sejarah panjang yang dimulai sejak zaman kolonial Belanda dan kini menjadi museum yang sarat edukasi serta hiburan.
 Berkunjung ke Benteng Vredeburg menawarkan pengalaman yang unik dan menyeluruh bagi pengunjung dari segala usia, terutama karena diorama-diorama yang menggambarkan sejarah Indonesia dan fasilitas lain yang membuat kunjungan ke sini semakin nyaman dan berkesan.
Kali ini, kita akan membahas kunjungan khusus  ke benteng bersejarah ini, karena kami disambut oleh tuan rumah, mencoba kursi roda, mengunjungi diorama-diorama, hingga menonton pertunjukan air mancur (water fountain) yang memukau selepas waktu Maghrib. Yuk ikut kisahnya:
Sekitar pukul 5 sore, kami tiba di depan Benteng Vredeberg, tepatnya di dekat halte Trans Jogja setelah mampir makan siang di Raminten 2 di Hamzah Batik. Â
Di pintu masuk museum kami disambut mbak Ria dan Mbak Muri yang kemudian memberikan tiket khusu tamu kepada kami yang visa digunakan untuk membuka pintu elektronik dengan hanya memindainya. Â Kebetulan saya melihat dua buah kursi roda yang bisa dipinjam kepada pengunjung. Hal ini menunjukkan bahwa museum Vredeberg juga sudah ramah kepada kaum disabilitas.
Salah satu dari anggota rombongan memutuskan untuk menggunakan kursi roda agar lebih nyaman dalam mengunjungi museum.
Mas Eri juga kemudian menyambut di dekat pintu benteng yang tepat ada di dekat parit yang mengelilingi benteng.
"Benteng ini dibangun Belanda pada pertemuan abad ke 18 hampir bersamaan dengan dibangunnya Kraton Yogyakarta setelah pecahnya kerajaan Mataram menyusul perjanjian Giyanto, " Â demikian keterangan mbak Muri.
Setelah masuk ke lapangan tengah museum sebuah mobil Golf menyambut dan siap mengantar menuju diorama pertama. Â
Gedung diorama ini sangat cantik dan tampak klasik dengan arsitektur kekunoannya. Â Konon gedung ini dulunya merupakan tempat tinggal para perwira .
Salah satu daya tarik utama di Benteng Vredeburg adalah empat diorama besar yang menceritakan berbagai peristiwa penting dalam sejarah Indonesia. Setiap diorama dirancang dengan sangat detail, menampilkan tokoh-tokoh, kostum, dan suasana yang membawa pengunjung ke dalam peristiwa yang terjadi ratusan tahun lalu.
Perjuangan Melawan Kolonialisme: Diorama pertama ini menggambarkan perjuangan rakyat Indonesia melawan penjajah Belanda.
Dimulai sejak perlawanan di masa Pangeran Diponegoro Patung-patung diorama memperlihatkan bagaimana rakyat dengan gigih memperjuangkan kemerdekaannya, meski harus menghadapi kekuatan militer Belanda yang lebih besar. Pengunjung dapat melihat adegan pertempuran dan pidato para pemimpin rakyat yang menggugah semangat.
Diorama yang dipamerkan di ruang 1 itu sebagian besar masih sama dengan ketika saya berkunjung beberapa tahun lalu, kecuali tampak lebih cantik dan juga memiliki fasilitas interaktif. Â
Sementara
Diorama 2 memamerkan masa Kebangkitan Nasional yang dimulai dengan munculnya Budi Utomo. Â Pada periode ini, berbagai organisasi dan tokoh pergerakan mulai muncul untuk memperjuangkan hak-hak rakyat Indonesia. Diorama ini menampilkan sosok-sosok seperti Budi Utomo dan Sarekat Islam, organisasi yang menjadi pionir dalam menggalang persatuan rakyat Indonesia.
Perjalanan berlanjut ke Diorama 3 yang menampilkan Masa Penjajahan Jepang: Diorama ini memperlihatkan kondisi kehidupan rakyat yang semakin sulit di bawah kekuasaan Jepang.
Selain itu, diorama ini juga menyoroti munculnya semangat nasionalisme yang semakin menguat, yang pada akhirnya mendorong Indonesia menuju proklamasi kemerdekaan.
Kunjungan di museum diakhiri di Diorama 4 Â yang memamerkan masa setelah Proklamasi dan Perjuangan mempertahankan Kemerdekaan.
Selain diorama yang menggambarkan suasana pada tanggal 17 Agustus 1945 ketika Soekarno dan Hatta membacakan teks Proklamasi di Jalan Pegangsaan Timu, juga ada replika bu Fatmawati yang sedang menjahit bendera pusaka. Â
Banyak peristiwa bersejarah yang melibatkan Yogya digambarkan dengan sangat realistis dalam deretan Dior mana yang hidup dan sangat informatif. Â Dari situasi di stasiun tugu dalam peristiwa 6 jam di Yogya hingga peristiwa Yogya kembali ada di sini. Â
Suasana di museum juga kian riuh dengan hadirnya rombongan pelajar.
Selain ruang-ruang diorama, museum juga dilengkapi dengan taman yang cantik dengan tulisan Vredeburg. Di dekatnya ada pohon nangka yang sedang berbuah lebat. Â Juga ada tempat bermain anak dan berbagai fasis lintas lainnya.
Kami kemudian masuk ke ruang tamu dan disuguhi minuman dan makanan ringan sambil menunggu waktu magrib. Â Ini dikarenakan setelah magrib akan ada pertunjukan water fountain dan kami juga menunggu untuk menyaksikannya. Â Sebenarnya. Juga ada pertunjukan video mapping. Namun ternyata sedang dalam perawatan.
Pertunjukan Water Fountaain ini merupakan salah satu atraksi paling populer di Benteng Vredeburg karena memadukan keindahan air mancur dengan cahaya warna-warni yang menari sesuai irama musik yang diputar. Pertunjukan ini diselenggarakan setiap akhir pekan yaitu Jumat, Sabtu dan Minggu pada pukul 18.30 dan 20.30.
Tepat pukul 20.30 kami sudah bersiap di plaza barat museum. Â Lampu pun padan dan pertunjukan dimulai. Air mancur ini menyemburkan air dalam berbagai pola yang menarik dan bergerak selaras dengan lagu-lagu tradisional maupun modern yang dipilih untuk menyemarakkan suasana.
Pertunjukan water fountain ini menjadi momen yang sangat dinikmati, baik oleh pengunjung dewasa maupun anak-anak. Cahaya lampu yang menerangi air mancur menciptakan pemandangan yang sangat memukau, dan suasananya yang magis membuat pengunjung merasa terhibur dan rileks. Banyak pengunjung yang sengaja mengabadikan momen ini dengan kamera untuk kenang-kenangan.
Kunjungan ke Benteng Vredeburg ini memberikan pengalaman yang penuh dengan edukasi, nostalgia, dan hiburan. Dengan adanya berbagai fasilitas seperti kursi roda, taman yang nyaman, ruang VIP, serta pertunjukan air mancur yang mempesona, benteng ini bukan hanya sekadar tempat wisata sejarah, tetapi juga destinasi yang menyuguhkan pengalaman lengkap bagi pengunjung.
Benteng Vredeburg juga mengingatkan kita pada pentingnya menghargai sejarah dan perjuangan para pendahulu yang telah berjuang demi kemerdekaan bangsa. Setiap sudut benteng ini seolah-olah menceritakan kisah yang telah dilalui bangsa Indonesia pada umumnya dan Yogya pada khususnya .
Diorama -diorama yang ada semakin memperkaya pengetahuan kita tentang sejarah nasional. Dengan suasana yang nyaman dan fasilitas yang ramah bagi semua kalangan, Benteng Vredeburg pantas menjadi salah satu destinasi wisata utama di Yogyakarta yang tak boleh dilewatkan.
Untuk ikut menyaksikan perjalanan kami di benteng Vredeburg yang berarti Benteng Perdamaian, silahkan klik  tautan berikut :
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI