Amir Timur Square di pertama kali dibangun pada tahun 1882, pada masa Kekaisaran Rusia. Awalnya, alun-alun ini dinamai Konstantinovsky Square, sesuai nama Grand Duke Konstantin Nikolayevich, seorang anggota keluarga kerajaan Rusia. Alun-alun ini menjadi tempat penting di Tashkent dan merupakan bagian dari rencana kota modern yang mulai berkembang pada masa kekaisaran  Rusia.
Pada 1917, setelah Revolusi Bolshevik dan terbentuknya Uni Soviet, namanya diubah menjadi Revolution Square (Alun-Alun Revolusi) untuk mencerminkan ideologi Soviet yang baru.Â
Setelah Uni Soviet  bubar dan kemudian Uzbekistan meraih kemerdekaan pada tahun 1991, pemerintah Uzbekistan memutuskan untuk mengubah nama alun-alun ini menjadi Amir Timur Square pada tahun 1993. Langkah ini merupakan bagian dari upaya memperkuat identitas nasional Uzbekistan dan menghormati Amir Timur sebagai pahlawan nasional.
Patung Amir Timur yang menunggang kuda, pun didirikan pada saat itu untuk menggantikan patung Lenin yang sebelumnya berdiri di sana. Sejak saat itu, Amir Timur Square menjadi salah satu simbol penting di Tashkent yang menggambarkan kegemilangan  sejarah  Uzbekistan.
Sambil duduk di salah satu kursi taman, saya melihat ke gedung-gedung megah yang ada di sekeliling alun-alun ini dan kemudian mencoba kembali membuka lembaran sejarah untuk mengenal lebih dekat tokoh pahlawan Uzbek yang gagah ini, yang mausoleumnya pernah saya kunjungi di Samarkand.
Amir Timur adalah figur sentral dalam sejarah Asia Tengah, seorang penakluk dan pemimpin yang mengubah wajah wilayah ini pada abad ke-14. Di Uzbekistan, ia dipandang sebagai pahlawan nasional, tetapi  sebaliknya di dunia Barat, ia sering dianggap sebagai seorang tiran dan penakluk yang mahakejam.
Amir Timur lahir pada tahun 1336 di daerah yang sekarang menjadi bagian dari Uzbekistan. Ia berasal dari suku Barlas, yang saat itu termasuk dalam kekaisaran Mongol yang luas, peninggalan Genghis Khan.Â
Meskipun bukan keturunan langsung dari Genghis Khan, Amir Timur selalu mengaitkan dirinya dengan penguasa besar tersebut, dan selama hidupnya, ia berupaya untuk melanjutkan kejayaan kekaisaran Mongol.
Kisah Amir Timur bukan hanya soal warisan Mongol. Ia adalah seorang pemimpin militer yang luar biasa, yang berhasil membangun kekaisaran besar yang meliputi sebagian besar Asia Tengah, Persia, Kaukasus, hingga ke Anatolia dan India Utara. Di puncak kekuasaannya, kekaisaran Timur mencakup wilayah yang sangat luas, dari Sungai Volga hingga Sungai Indus. Ia dikenal sebagai ahli strategi yang taktis dan pemimpin yang tegas, serta sering kali kejam terhadap musuh-musuhnya.