Salah satu hal yang paling menyenangkan dari naik kereta Bengawan adalah suasana merakyat yang terasa begitu kental. Di dalam gerbong, penumpang yang datang dari berbagai kalangan, mulai dari pekerja, pelajar, mahasiswa, hingga petani dan pedagang, berbaur satu sama lain. Perjalanan yang cukup panjang memberikan kesempatan untuk terlibat dalam percakapan hangat dengan sesama penumpang.
Menariknya lagi adalah sekelompok lelaki usia lanjut yang duduk tidak jauh dari saya. Semuanya berusia lebih dari tujuh puluh tahun dan berbicara dalam bahasa Jawa. Â Ketika menegur saya pun salah seorang lelaki tua itu menggunakan bahasa Jawa Kromo Inggil menanyakan stasiun tujuan saya. Saya langsung menjawab dengan mantap: Lempuyangan.
Penumpang lainnya, seorang lelaki berusia sekitar 55 tahunan juga bercerita tentang putrinya yang baru saja gagal sidang ujian akhir di salah satu universitas di Cikarang.  Alasannya karena mengalami patah hati dengan kekasihnya.  Dia bercerita hal ini sambil mentraktir saya segelas teh hangat yang dipesan melalui  pramugari yang lewat menawarkan makanan dan minuman. Â
Masih di tempat duduk di seberang, sekelompok pemuda tampak asyik berbicara. Rupanya mereka akan turun di Purwokerto dan kemudian melanjutkan perjalanan untuk mendaki gunung. Â
Naik kereta yang tempat duduknya saling berhadapan ini memang jauh lebih mengasyikkan dibandingkan kereta yang duduknya satu arah.
Banyak cerita yang bisa didengar dari mereka yang melakukan perjalanan jauh ini. Beberapa mungkin menceritakan kehidupan sehari-hari mereka, atau sekadar berbagi cerita ringan tentang pengalaman bepergian. Kereta ini tidak hanya menjadi alat transportasi, tetapi juga ruang sosial di mana masyarakat dengan berbagai latar belakang bisa saling mengenal. Suasana akrab ini membuat perjalanan terasa lebih singkat, meskipun jarak antara Bekasi dan Lempuyangan bisa memakan waktu hampir  delapan jam, alias 7 jam 57 menit.
Menurut pendapat saya, inilah Indonesia yang sebenarnya.  Sekilas pengalaman ini mengingatkan saya  perjalanan  naik kereta antara Tashkent dan Almaty yang melintas garis batas selama lebih 17 jam. Perjalanan  yang penuh dengan  keramahan dan kehangatan rakyat Uzbekistan dan Kazakhstan.
Tepat Waktu dan Stasiun-Stasiun yang Dilewati
Kereta Bengawan memiliki reputasi sebagai salah satu kereta yang cukup tepat waktu. Waktu tempuh rata-rata dari Bekasi menuju Stasiun Lempuyangan di Yogyakarta sekitar 8-9 jam, tergantung kondisi di jalur. Meskipun menempuh jarak yang cukup panjang, kereta ini tetap menjaga ketepatan waktu tiba di setiap stasiun pemberhentian.
Rute awal dan akhir Keretav
 Bengawan ini  adalah Pasar Senen Purwosari, walau saya sendiri naik dari Bekasi dan turun di Lempuyangan, Yogyakarta. Â