Selain sebagai tempat wisata, Tashkent Botanical Garden juga berfungsi sebagai pusat penelitian botani. Tempat ini populer di kalangan warga lokal yang sering mengunjunginya untuk piknik, jalan-jalan santai, atau sekadar menikmati udara segar.
Di dalam kebun raya ini juga ada Taman Persahabatan Uzbekistan Tiongkok yang dilengkapi dengan paviliun bergaya Tionghoa. Â Wah pengaruh Tiongkok memang sudah cukup kental di negeri Asia Tengah ini. Â
Taman Persahabatan Uzbekistan-Tiongkok adalah simbol hubungan diplomatik yang erat antara Uzbekistan dan Tiongkok. Taman persahabatan ini penuh  dengan elemen budaya dan arsitektur khas Tiongkok, taman ini memiliki paviliun tradisional, jalan setapak yang indah, serta berbagai jenis tanaman dan bunga yang menciptakan suasana damai.
Setelah sekitar saru setengah jam, tiba waktunya untuk meninggalkan taman ini untuk menuju ke stasiun metro Bodomzor. Â Turun dari bus saya tertarik dengan pedagang kaki lima yang menjual minuman khas Asia Tengah. Â
Minuman ini disimpan dalam tangki besar berwarna kuning. Sekilas bentuknya mirip tangki di kendaraan BBM di Indonesia dan ada keterangan tulisan dalam bahasa Uzbek dengan huruf kiril berikut harganya : Â
Untuk Stakan Kicik atau gelas kecil harganya hanya seribu Sum, sedangkan gelas sedang 2000 Sum. Â Sedangkan nama minuman ini adalah MORS.
Akhirnya saya memesan minuman yang warnanya coklat tua kemerahan dengan rasa yang campuran antara masam dan manis.
Saya langsung ingat pernah menikmati minuman seperti ini di Tblisi, Georgia beberapa tahun lalu.
Ternyata Mors adalah salah satu minuman tradisional dengan rasa buah yang menyegarkan dan sangat  populer di berbagai wilayah eks Uni Soviet, terutama di Rusia, Belarus, Ukraina, dan negara-negara Asia Tengah seperti Uzbekistan.
Minuman ini telah menjadi bagian dari kehidupan masyarakat selama berabad-abad dan awalnya dibuat dari buah-buahan liar yang kaya vitamin, terutama selama musim dingin ketika kebutuhan akan vitamin C tinggi.