Ternyata bu Mirna adalah dokter spesialis Rehabilitasi Medik di salah satu rumah sakit di Samarinda, sementara suaminya sendiri, Pak Iskandar yang kini sudah pensiun juga berprofesi sebagai dokter dan pernah bertugas di Rumah Sakit Fatmawati di Jakarta Selatan.
Baik Bu Mirna maupun Pak Iskandar merupakan petualang yang sudah bepergian ke puluhan negara di berbagai pelosok bumi.  Ada pengalaman menarik ketika saya dan Bu Mirna berbelanja bersama di mini market di  dekat rumah penginapan kami di Ishkasim.  Selain itu kami juga berbelanja bersama di pasar peti kemas di Murghab.
Sekilas Pak Iskandar berpenampilan tenang dan tidak banyak berbicara, sementara Bu Mirna sendiri lumayan ramah dan banyak bercerita.  Uniknya di hari terakhir kami di Tashkent, Bu Mirna sempat hilang di Chorsu Bazaar sehingga dicari-cari oleh Mas Agus dan Mas Kasan.  Ketika bertemu, ternyata Bu Mirna memang sedang asyik belanja dan tidak merasa kesasar karena sudah pernah  ke Bazaar ini sebelumnya.
Selain Bu Mirna dan Pak Iskandar ada lagi dua perempuan yang juga kebetulan berprofesi sebagai dokter dalam rombongan kami. Â
Bu Liliek dan Bu Ida, demikian namanya dan tentunya cukup akrab dengan saya karena keduanya menjadi teman satu kendaraan sejak berangkat dari Tashkent hingga kembali ke perbatasan Tajikistan dan Uzbekistan di Oybek pada hari terakhir perjalanan kami.
Kedua dokter ini berasal dari Jawa Timur. Â Bu Liliek sekilas tampak lebih lincah dan banyak bicara dan berprofesi sebagai dokter spesialis jantung di Surabaya. Â Sementara Bu Ida berprofesi sebagai dokter spesialis saraf di Bojonegoro berpenampilan lebih kalem dan keibuan.
Keduanya merupakan teman lama dan ternyata sering bepergian ke puluhan negara sebelumnya baik sendiri-sendiri maupun bersamaan. Â Mereka sering asyik bercakap-cakap dengan bahasa Jawa dialek Jawa timuran. Keduanya selalu ceria dan merupakan teman seperjalanan yang menyenangkan. Bu Liliek mengaku bahwa tahun ini akan mencapai usia kepala tujuh sementara Bu Ida hanya beberapa bulan lebih muda dari Bu Liliek.Â
Bu Ida sendiri sempat sedikit mengalami gangguan kesehatan dalam dua hari pertama perjalanan sehingga lebih banyak diam. Â Namun sesudahnya tampak pulih dan banyak bercerita. Â Keduanya juga memberikan saya obat ketika saya mengalami sedikit gangguan pencernaan.