Panas mentari terik menyengat karena terasa sangat dekat namun semburan angin dingin menerpa wajah dan rambut. Walau di siang hari suhu bisa mendekati sekitar 0 derajat Celcius.
Perjalanan dilanjutkan melewati jalan berpasir berliku yang terus mendaki sehingga ketinggian mendekati hampir 5000 meter. Di sini kendaraan berhenti dan kami turun serta mendaki bukit-bukit berbatu kerikil untuk menikmati pemandangan lembah dan gunung-gunung bersalju di kejauhan.Â
Jalan yang meliuk-liuk naik turun serta hujan salju rintik -rintik membuat kami mau tidak mau harus merasa betapa tidak berdaya nya manusia menghadapi alam ciptaan sang Khalik.
Inilah Atap Dunia di Asia Tengah Pengunungan Pamir yang indah memukau.
Ketika hari menjelang siang. Baru ada beberapa kendaraan dari arah yang berlawanan, baik roda empat, bahkan sepeda motor roda dua. Ada juga pengembara yang melintasi Pamir Highway alias Jalan Raya M41 ini dengan bersepeda.
Jalan raya yang dibuat di zaman Soviet ini merupakan jalan raya tertinggi nomor dua di dunia setelah jalan raya Karakorum yang menghubungkan Tiongkok dan Pakistan.
Ketika sampai sekitar 40 kilometer sebelum Murghab ada sebuah mobil kuno zaman Soviet yang mogok karena kehabisan bahan bakar. Salah satu penumpangnya ikut rombongan ke Murghab untuk membeli bahan bakar.
Sekitar pukul 1 siang, rombongan tiba di Murghab, sebuah kota kecil di Pamir untuk mampir makan siang yang sederhana berupa salad, sup kol, nasi plov dan teh hangat. Di depan restoran dan hotel ini terdapat sebuah yurt khas asia tengah.
Selesai makan siang, Mas Agus menganjurkan untuk sekadar melihat-lihat kota kecil ini. Tujuan pertama adalah ke bazaar yang sangat unik karena toko-tokonya merupakan kumpulan peti kemas.
Di sini dijual kebutuhan sehari-hari penduduk Murghab dan para pelancong atau pengembara yang kebetulan melintasi tempat ini dalam perjalanan di Pamir Highway. Saya sempat mampir dan membeli kaos kaki seharga 15 Somoni. Ternyata hampir semua barang di sini merupakan made in China.
Di toko lain, kami juga membeli konfierta atau gula-gula dan cokelat. Juga ada toko atau warung yang menjual kentang, bawang bombai dan berbagai jenis produk lokal lainnya. Penjualnya seorang kakek yang mengenakan topi khas etnik Kyrgyz seperti yang kami beli di Osh beberapa hari lalu.