Mohon tunggu...
Taufik Uieks
Taufik Uieks Mohon Tunggu... Dosen - Dosen , penulis buku travelling dan suka jalan-jalan kemana saja,

Hidup adalah sebuah perjalanan..Nikmati saja..

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Naik Bus Jadoel dari Plaza O'Higgins ke Plaza Sotomayor di Valparaiso

21 Mei 2024   15:09 Diperbarui: 22 Mei 2024   08:43 194
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tenda di depan Armada Chile: Dokpri
Tenda di depan Armada Chile: Dokpri

Di depan gedung ini banyak tenda- putih yang merupakan gerai penjual suvenir.  Di sini, kita bisa membeli berbagai macam suvenir , baik kerajinan tangan, T Shirt, dan juga tempelan kulkas.  Saya sempat membeli beberapa tempelan kulkas bertuliskan Valparaiso dan juga Vina del Mar. Yang bahkan cukup unik ada yang dilengkapi dengan kalender tahun 2014 dalam bahasa Spanyol, Kalender mini yang bisa ditempel di kulkas bisa dimiliki dengam harga 1000 Peso saja. 

Puas melihat-lihat gerai tenda, saya berjalan menuju ke dermaga.  Ada sebuah gedung tua yang digunakan sebagai stasiun terakhir Metro Valparaiso. Di sini ada toilet  umum dan saya sempat mampir sejenak.  Di beranda gedung ada seorang lelaki tua, pedagang keliling yang menjual sejenis sup jagung.  Quinientos pesos, (500 Pesos) jawab lelaki penjual itu ketika saya bertanya berapa harganya. 

 

Perjalanan dilanjutkan menuju ke tempat kumpul atau meeting ponti yaitu di antara sepasang meriam yang mengarah ke laut di dekat Tourist Information Centre.  Namun sang pemandu wisata sama sekali belum ada, bahkan juga wisatawan yang lain. Akhirnya saya berjalan-jalan di sekitar pantai dan berbagai kapal besar dan kecil yang sedang berlabuh.  Banyak juga kapal-kapal kecil yang sedang berlayar di teluk ini dan mengngkut para wisatawab,  Di sini juga ada deretan gerai dan toko penjual suvenir.  Sejenak saya sempat melihat seorang lelaki muda berbadan tegap yang berkalung tanda pengenal di leher. Namun melihat penampilannya saya ragu bahwa dia adalah sang pemandu wisata.  Lebih cocok jadi preman atau binaragawan.

Lima menit kemudian saya kembali ke meeting point dan akhirnya bertemu dengan lelaki yang sama yang ternyata memang sang pemandu.  Lelaki berbadan tegap. sebut saja bernama Hector mengaku berasal dari Venezuela dan sudah bekerja di Valparaiso selama sekitar 3 tahun terakhir ini. 

"You are the only tourist joining this tour," katanya sambil tersenyum.  Sebagai akibat maraknya berita kebakaran hutan di Valparaiso, banyak wisatawan yang membatalkan kunjungan ke kota di tepi Pantai Samudra Pacific ini termasuk yang ikut walking tour. Namun karena sudah ada yang mendaftar maka dia memutuskan untuk tidak membatalkan tour.  Akhirnya dengan bahasa campuran Inggris dan Spanyol kita berdua memulai tur dan juga saling berkenalan. Tujuan pertama adalah gedung stasiun metro yang sempat saya masuki tadi.

Akhirnya tur yang seharusnya beramai-ramai menjadi tur privat yang terbukti nanti cukup menyenangkan. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun