Mohon tunggu...
Taufik Uieks
Taufik Uieks Mohon Tunggu... Dosen - Dosen , penulis buku travelling dan suka jalan-jalan kemana saja,

Hidup adalah sebuah perjalanan..Nikmati saja..

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Naik Bus Jadoel dari Plaza O'Higgins ke Plaza Sotomayor di Valparaiso

21 Mei 2024   15:09 Diperbarui: 22 Mei 2024   08:43 189
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hari semakin siang di Valparaiso dan saya masih menikmati suasana yang meriah di Plaza O'Higgins dengan kumpulan orang yang menyanyikan lagu-lagu religi serta deretan pedagang kaki lima yang riuh rendah.   Walaupun suka dengan suasana ini, saya tidak mau berlama-lama di sini karena harus pergi ke Pratt Pier dan ikut Valparaiso Free Walking tour pada pukul 13.00 siang ini. Tidak terasa, waktu sudah menunjukkan hampir pukul 12.00 siang.

Sesuai dengan informasi melalui email yang sudah didapat sebelumnya. Lokasi Pratt Pier atau dermaga Pratt berada tepat di tepi pantai Samudra Pacific dan tidak jauh dari Plaza Soto mayor.   Setelah dipelajari, okasi ini dapat dicapai dengan naik kendaraan umum berupa bus kota yang banyak berseliweran di Jalan raya Piedro Mont yang ada di depan Plaza.  Hal pertama yang harus diyakini adalah naik bus yang benar dan arah yang juga benar. 

Sekilas bus-bus di Valparaiso tampak lebih tua dan antik  dibandingkan dengan metro bus yang lebih modern di Santiago.  Di kaca depan bus terdapat nomor rute dengan tujuan akhir dan juga daerah-daerah yang dilewati.  Sejenak saya berdiri di halte sambil memperhatikan banyaknya calon penumpang yang menunggu dan kemudian naik bus dan kemudian membayar ongkos langsung ke sopir. Sekilas bus bus ini memang terasa antik dan jadoel.

Karena belum yakin nomor bus mana yang harus diambil, saya sempat bertanya ke seorang gadis yang sedang menunggu di halte. Namun dia pun menggelengkan kepada sambil berkata, "Lo sienteo, Yo no se,"  akhirnya saya masuk ke sebuah toko dan bertanya ke seorang pegawai perempuan berusia lima puluh tahunan.  Dia segera menyebut nomor 508 dan akhirnya saya menunggu bus ini lewat.

Tiket bus: Dokpri
Tiket bus: Dokpri

Menunggu sekitar 5 menit , akhirnya bus yang ditunggu lewat dan berhenti di halte. Saya segera naik dan kemudian memberikan selembar uang 1000 Peso kepada sopir sambil menyebut tujuan saya yaitu Plaza Soto Mayor.  Sopir kemudian memberikan selembar tiket kertas dan uang logam kembaliannya. Ternyata ongkosnya hanya 340 Peso saja. 

Pemndangan kota Valparaiso: Dokpri
Pemndangan kota Valparaiso: Dokpri

Naik bus di Valparaiso tidak senyaman di Santiago karena sama sekali tidak ada pengumuman nama-nama halte yang dilewati.  Saya terus memantau melalui map di gadget agar halte yang dituju tidak terlewatkan.  Setelah melewati jalan Pedro Mont dan terus belok kanak di Plaza Victoria, bus melewati Brazil di kawasan Bella vista dan sekitar 15 menit kemudian tiba di Plaza Soto Mayor.  Di sini saya turun dan sejenak mengagumi sebuah monumen yang ada di tengah plaza ini.

Gedung di Sekitar Plaza: Dokpri
Gedung di Sekitar Plaza: Dokpri

Banyak gedung tua yang cantik di sekitar plaza ini. Yang pertama cukup menarik adalah sebuah gedung kantor  pemadam kebakaran yang tentunya saat ini  sedang bekerja keras memadamkan kebakaran hutan di sekitar Valparaiso.  Di dinding ada sebuah plakat dari kuningan bertuliskan angka tahun  1850.  Sementara di depannya ada sebuah mobil pemadam bertuliskan Feurerwher Valparaiso.   Kata Feurwehr ini setahu saya merupakan bahasa Jerman untuk pemadam kebakaran  dan ternyata kantor instansi pemadam kebakaran di Valparaiso ini memang bernama resmi Boma Germania atau Deutsche Feurwher yang sudah ada sejak pertengahan abad ke 19 seperti pada prasasti tadi.     Masih di sekitar sini juga ada gedung cantik berwarna biru muda dengan tulisan Armada Chile di fasad depannya.  Ini adalah gedung atau markas Angkatan Laut Chile.  Sekilas gedung ini berlantai lima dengan gaya revival renaissance nya yang kental.  

Tenda di depan Armada Chile: Dokpri
Tenda di depan Armada Chile: Dokpri

Di depan gedung ini banyak tenda- putih yang merupakan gerai penjual suvenir.  Di sini, kita bisa membeli berbagai macam suvenir , baik kerajinan tangan, T Shirt, dan juga tempelan kulkas.  Saya sempat membeli beberapa tempelan kulkas bertuliskan Valparaiso dan juga Vina del Mar. Yang bahkan cukup unik ada yang dilengkapi dengan kalender tahun 2014 dalam bahasa Spanyol, Kalender mini yang bisa ditempel di kulkas bisa dimiliki dengam harga 1000 Peso saja. 

Puas melihat-lihat gerai tenda, saya berjalan menuju ke dermaga.  Ada sebuah gedung tua yang digunakan sebagai stasiun terakhir Metro Valparaiso. Di sini ada toilet  umum dan saya sempat mampir sejenak.  Di beranda gedung ada seorang lelaki tua, pedagang keliling yang menjual sejenis sup jagung.  Quinientos pesos, (500 Pesos) jawab lelaki penjual itu ketika saya bertanya berapa harganya. 

 

Perjalanan dilanjutkan menuju ke tempat kumpul atau meeting ponti yaitu di antara sepasang meriam yang mengarah ke laut di dekat Tourist Information Centre.  Namun sang pemandu wisata sama sekali belum ada, bahkan juga wisatawan yang lain. Akhirnya saya berjalan-jalan di sekitar pantai dan berbagai kapal besar dan kecil yang sedang berlabuh.  Banyak juga kapal-kapal kecil yang sedang berlayar di teluk ini dan mengngkut para wisatawab,  Di sini juga ada deretan gerai dan toko penjual suvenir.  Sejenak saya sempat melihat seorang lelaki muda berbadan tegap yang berkalung tanda pengenal di leher. Namun melihat penampilannya saya ragu bahwa dia adalah sang pemandu wisata.  Lebih cocok jadi preman atau binaragawan.

Lima menit kemudian saya kembali ke meeting point dan akhirnya bertemu dengan lelaki yang sama yang ternyata memang sang pemandu.  Lelaki berbadan tegap. sebut saja bernama Hector mengaku berasal dari Venezuela dan sudah bekerja di Valparaiso selama sekitar 3 tahun terakhir ini. 

"You are the only tourist joining this tour," katanya sambil tersenyum.  Sebagai akibat maraknya berita kebakaran hutan di Valparaiso, banyak wisatawan yang membatalkan kunjungan ke kota di tepi Pantai Samudra Pacific ini termasuk yang ikut walking tour. Namun karena sudah ada yang mendaftar maka dia memutuskan untuk tidak membatalkan tour.  Akhirnya dengan bahasa campuran Inggris dan Spanyol kita berdua memulai tur dan juga saling berkenalan. Tujuan pertama adalah gedung stasiun metro yang sempat saya masuki tadi.

Akhirnya tur yang seharusnya beramai-ramai menjadi tur privat yang terbukti nanti cukup menyenangkan. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun