Setelah selesai mengikuti Bogota walking Tour di La Candelaria, saya memulai wisata saya secara mandiri untuk melihat lagi tempat-tempat yang menarik.
Tepat di persimpangan jalan di dekat Centro Cultural Gabriel Garcia Marquez, ada pedagang kaki lima yang menjual buah potong.
Pepaya, melon, mangga, semangka dan berbagai jenis buah lainnya tersaji rapi dalam plastik.
"Quatro Mil," demikian jawab gadis penjual buah itu ketika saya menanyakan harganya. empat ribu peso atau sekitar 16 ribu rupiah. Â Akhirnya saya membeli sebungkus plastik semangka dan menikmatinya di tepi jalan sambil memperhatikan orang-orang yang lalu lalang.
Setelah  sejenak bersantai, saya kembali berjalan menuju ke arah Museo de Botero.  Di Calle 11 dekat carrera 4, di persimpangan jalan saya melihat bangunan lain yaitu Casa de La Moneda.
Dengan rasa penasaran saya memasuki pintu gerbang Casa De la Moneda yang kalau diterjemahkan maknanya adalah Rumah Uang Logam. Â Ternyata ini merupakan museum yang dulunya merupakan tempat Mint atau mencetak uang logam pertama di Amerika Selatan. Â
"Gratis seor," demikian jawab seorang kelaki berusia 45 tahunan berseragam jas dan dasi yang berjaga di dekat pintu ketika saya bertanya dimana harus membeli tiket.
Menurut sejarahnya bangunan ini didirikan oleh pada abad ke 17 dan telah dinyatakan sebagai monumen nasional atau warisan sejarah sejak tahun 1975.
Di sini saya via melihat berbagi jenis mesin yang dipakai untuk mencetak uang logam dari berbagai zaman dan juga koleksi numismatika yang lumayan lengkap.
Arsitektur bangunan berlantai dua dengan patio atau ruang terbuka di tengah yang cantik serta relung relung yang menawan membuat kita merasa betah berada di dalamnya.
Yang mengasyikkan terbuat di kompleks bangunan yang dikelola oleh Banco  de La Republica terdapat MAMU atau Museo del Arte Miguel de Uruttia.
Sejenak mengembara di dalam museum ini membuat kita menjelajah ke koleksi dunia seni yang memperkaya cita rasa kemanusiaan kita.
Sekitar 30 menit saya memasuki beberapa ruangan penuh benda koleksi seni yang menarik.
"Todas las obras expuestas en este museo fueron donadas a Colombia por  el maestro Ferdinand de Botero," denikian  tertulis di dinding dekat beranda, yang artinya semua karya seni yang dipamerkan di museum ini disumbangkan ke Kolombia oleh sang maestro Ferdinand de Botero.
Di sini juga ada patung  tangan yang besar dan dalam ukuran yang unik karena melambangkan telapak tangan sosok yang tambun.
Ternyata ini pendahuluan karena ketika saya memasuki ruang demi ruang dalam Museo de Botero ini, hampir semua lukisan yang dipamerkan adalah orang atau sosok dalam komposisi yang diperbesar alias menjadi tambun dan gemuk.
Ada lukisan  lelaki, perempuan, dan bahkan satu keluarga dan juga sosok perempuan telanjang yang semua nya dilukiskan bertubuh gembul .  Uniknya ada juga lukisan Monalisa versi Botero yang juga wajahnya dibuat dalam ukuran lebih tambun dengan pipi yang menggemaskan.
Selain itu Botero juga banyak melukis buah-buahan dan  bahkan lukisan setengah abstrak seperti manusia tengkorak.
Berkunjung ke museum-museum di kompleks Banco de La Republica ini memang mengasyikkan karena selain Casa de La Moneda, MAMU dan Museo de Botero, ternyata ada juga Coleccion de Arte serta perpustakaan atau Biblioteca de Luis ngel Arango dan Casa Gomez Campuzano. Â
Asyiknya, kecuali Museo de Botero yang memasang harga tiket 5000 Peso kebanyakan museum di kawasan ini dapat dikunjungi dengan gratis. Â Bahkan kalau sudah mencapai usia tercera edad, semuanya dapat dikunjungi dengan gratis.
Kalau kebetulan bertandang ke Bogota, jangan lupa ke sini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H