Namun yang paling menarik perhatan saya adalah di bagian atas lembaran kertas ini ada gambar Lambang negara Chile bergambar tameng dengan sebuah bintang yang diapit dengan dua ekor hewan, yaitu burung Condor dan sejenis rusa yang disebut Huemul dengan motto Por La Razon o La Fuerza yang bermakna By Right or Might dalam bahasa Inggris. Â Dan di sebelah kanan ada tulisan PDI yang cukup besar. PDI ini tetntu saja menarik karena mengingatan saya akan singkatan salah satu Partai yang pernah ada di Indonesia yaitu Partai Demokrasi Indonesi yang menjadi pendahulu PDIP. Â Namun PDI di kertas imigrasi itu ternyata merupakan singkatan dalam bahasa Spanyol Policia de Invetigaciones. Â
Siapa sangka, yang pertama kali menyambut saya di Chile adalah PDI yang bertugas menjaga perbatasan Chile. Dan secarik kertas ini harus disimpan dengan rapi di dalam paspor karena akan dikembalikan ketika meninggalkan negeri ini. Â Di bagian bawah juga ada kode QR yang kalau dipindai berisi data yang telah disimpan secara elektronik.
Saya kemudian memesan taksi bersama atau shared taksi menuju kawasan Las Condes dengan ongkos sebesar 10 Ribu Peso. Â Setelah menunggu sekitar 15 menit dengan empat orang penumpang, kendaraan van ini berangkat melewati jalan bebas hambatan yang mulus. Sekilas kota Santiago memberikan kesan lebih maju dan modern dibandingkan dengan Bogota yang baru saja saya tinggalkan. Â Selamat datang di Santiago.
Santiago de Chile 2 Februari 2024
