Mohon tunggu...
Taufik Uieks
Taufik Uieks Mohon Tunggu... Dosen - Dosen , penulis buku travelling dan suka jalan-jalan kemana saja,

Hidup adalah sebuah perjalanan..Nikmati saja..

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Menembus Garis Batas 44: Menjenguk Al-Quran Tertua di Dunia

31 Desember 2023   17:37 Diperbarui: 31 Desember 2023   17:44 150
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Setelah salat Dzuhur baru saya mengembara ke bagian lain dari kompleks yang cukup luas ini. Ternyata bukan hanya ada masjid melainkan juga beberapa bangunan yang terlihat masih baru dan tidak terlalu tua. 

Selain masjid yang ada di barisan paling depan, di sini juga ada mausoleum, yaitu Mausoleum Hasti Imam dan juga mausoleum Abu Bakar Kaffal Sashi, seorang ulama yang hidup pada sekitar abad ke 10 di Tashkent namun banyak menghabiskan waktu untuk belajar di berbagai kota dunia Islam termasuk di Baghdad.

Dokpri
Dokpri

Selain mausoleum di tempat ini juga terdapat beberapa madrasah seperti Madrasah Barak Khan dan Madrasah Muyi Mubarok.  Walau dibangun pada abad ke 16, bangunan-bangunan yang ada sekarang merupakan hasil restorasi pada abad ke XX, setelah kemerdekaan Uzbekistan. Walaupun megah dan indah, namun setelah melihat kemegahan madrasah0 madrasah di Samarkand, maka madrasah di Tashkent ini memang tidak lagi membuat kita terlalu kagum.  Walaupun begitu luasnya kompleks Hazrati Imam ini memang sangat luas, sehingga untuk mengelilinginya perlu watu yang lumayan lama dan kalau lelah bisa sejenak beristirahat dahulu.

Akan tetapi yang menjadi daya tarik utama bagi wisatawan untuk mampir ke kompleks ini, memang bukanlah madrasah atau masjidnya, melainkan bangunan yang lebih kecil, yaitu perpustakaan dam museum.  

Bahkan untuk masuk ke perpustakaan kita harus membayar tiket seharga 40 ribu Sum. Karena di dalam perpustakaan ini disimpan sebuah benda pusaka yang dulunya berada di Samarkand,  Di dalam sebuah kotak kaca dipamerkan sebuah Al Quran yang konon merupakan slah satu dari Al-Quran paling tua di dunia yang ditulis di zaman Kalifah Usma.  Di dalam sini, pengunjung dilarang membuat foto dan bahkan untuk melihatnya pun harus antre satu persatu.

Dokpri
Dokpri

Selain Al-Quran tua ini, di gedung lain  yaitu di museum juga disimpan benda berharga peninggalan atau relik Nabi Muhammad yaitu beberapa helai rambut. 

Sekitar 1 jam lebih kami berada di sini, dan selanjutnya memutuskan untuk berkunjung ke tempat lain yang tidak kalah menarik yaitu Minor Mosque.  Yuk nantikan ceritanya

  

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun