Perjalanan menjelajah Belanda Depok terus dilanjut dari rumah dan istana Presiden Depok menuju ke Gereja Tertua di Depok yaitu Gereja Imanuel atau nama lengkapnya GPIB (Gereja Protestan di Indonesia Barat) Imanuel yang letaknya masih di Jalan Pemuda, beberapa ratus meter dari Istana Presiden.
Dalam perjalanan menuju gereja, kami sempat mampir melihat sebuah sekolah tua yang sekarang tidak terawat dan ditinggalkan begitu saja. Bangunan sekolah ini mengingatkan saya akan bangunan  Sekolah Dasar saya dahulu yang juga merupakan bangunan tua peninggalan zaman Belanda.
Ketika sampai di depan gereja, ternyata pintu pagarnya masih dikunci, dan akhirnya ternyata setelah Mbak Utami masuk dari pintu samping, baru berhasil menemukan penjaga gereja yang membukakan pintu untuk rombongan kami. Â Kami tertarik akan sebuah bangunan yang tepat ada di Seberang gereja ada sebuah bangunan yang cukup menarik.
Mula-mula saya tidak tahu nama gedung ini, tetapi kemudian tertulis namanya yaitu Eben Haezer yang ternyata berarti Batu Pertolongan dalam Bahasa Ibrani. Dan pada bagian muka bangunan yang ternyata merupakan sebuah sekolah Menengah ini terdapat prasasti kayu bertuliskan dalam Bahasa Belanda Tot hierto heft de Heer ons geholfen. Â Â Sementara di bawah tulisan Eben Haezer itu juga terukir terjemahannya dalam bahasa Indonesia yaitu Sampai di sini Tuhan Menolong Kita. Â Dan ternyata SMA dan SMA Kasih ini pun masih memiliki hubungan dengan sejarah kota Depok karena dikelola oleh sebuah Yayasan yang bernama YLCC atau Yayasan Lembaga Cornelis Chastelein.Â
Kembali ke Gereja, di dinding depan terdapat sebuah prasasti warna hitam dengan tulisan kuning emas yang memuat nama dan Alamat resmi gereja ini yaitu: GPIB Jemaat Imanuel Depok yang beralamatkan Jalan Pemuda no. 70 Depok.
Kami kemudian masuk ke gedung gereja yang temboknya didominasi warna putih. Sekilas melihat bangunan ini, bangunan ini tampak sangat terawat sehingga  tidak tampak seperti bangunan gereja yang sudah berusia lebih 3 abad.   Ternyata menurut sejarah memang bangunan aslinya terbuat dari bambu dan sudah beberapa kali di renovasi.
Pada prasasti di kedua sisi dinding di dekat pintu masuk menjelaskan rasa penasaran saya ini. Â Di sini ada sebuah prasasti yang terbuat dari marmer yang menjelskan kalau bangunan gereja yang dari batu ini pertama kali dibangun pada 1854. Â Gereja ini Bernama Jemaat Masehi Depok. Â Di dinding di hadapan-nya juga ada prasasti yang menjelaskan renovasi terakhir gereja.
Tetapi yang paling unik adalah prasasti yang ada di dinding tengah yang ditutup oleh karangan bunga. Untuk membacanya dengan lengkap saya harus sesekali menggeser karangan bunga tersebut:
Peringatan