Kami juga diajak ke sebuah tepat khusus menjual roti nan yang terkenal. Makanan yang selama di Uzbekistan selali hadir di meja makan tanpa dipesan. Â Di pasar ini juga banyak sekali penjual nan yang umumnya berbentuk bundar dengan cetakan yang cantik berbentuk kelopak bunga.
Kalau di restoran, roti nan biasanya sudah agak dingin dan sedikit keras, di pasar ini kita bisa menyaksikan proses pembuatan roti dari bentuk adonan sampai pemanggangan di tandur tradisional dengan api yang panas membara. Adonan yang sudah di cetak hanya ditempelkan di dinding tandur dan dalam waktu beberapa menit sudah matang da=n ebrubah warna menjadi kuning kecokelatan. Â Para lelaki yang bekerja memanggang konon bisa memanggang ribuan roti nan dalam sehari. Â Benar-benar sebuah pekerjaan yang panas karena dekat dengan api.
Nah setelah matang roti langsung dijual di tempat ini sehingga pembeli dapat menikmati roti dalam keadaan hangat. Â Kami sempat membeli satu buah roti bulat ukuran besar dan langsung menikmatinya. Rasanya enak dan yang penting adalah empuknya sangat terasa nikmat.Â
Kami kemudian memasuki gedung utama Chorsu Bazaar. Atapnya yang berbentuk kubah warna biru mudah tampak sangat cantik menawan. Â Begitu memasuki gedung ini, para penjual langsung dengan ramah menyambut dan mempersilahkan kami mencicipi dagangannya. Kebetulan kami masuk dari pintu tempat banyak penjual kismis, aprikot serta buah-buahn yang dikeringkan. Ah mirip dengan di pasar Siyob di Samarkand. Â Walau tidak membeli, kami boleh saja mencicipi kismis tersebut. Â Â
Pasar berbentuk bulat ini terdiri dari dua lantai dan terdiri dari bagian-bagian yang diatur sesuai barang yang dijual. Â Kami naik ke lantai atas dan bisa melihatk e seluruh bangunan pasar dan deretan kios penjual yang rapi dan menarik. Â Bagian buah segar, bunga-bunga, berbagai jenis daging terlihat di bagian tengah lantai bawah yang terbuka. Â