Diceritakan juga jika rumah kediaman di West Molenvilet alias Jalan gajah Mada ini kemudian disewakan dan digunakan sebagai kedutaan Republik Rakyat Tiongkok. Saya langsung teringat akan sebuah lahan kosong yang ditutup seng dan pepohonan yang berada tidak jauh dari Pasar Glodok di akhir tahun 1979 an. Mungkin ini lah lahan yang dulunya merupakan rumah kediaman keluarga Khouw. Â
Mbak Ira juga menceritakan bahwa mausoleum itu sudah cukup lama terlantar dan baru diketemukan kembali pada tahun 2000-an oleh komunitas pecinta sejarah yang kemudian merawat dan membersihkannya secara berkala. Â Bahkan ruang bunker di bawah tanah sempat tertutup lumpur. Namun sejak tahun 2012-an pemerintah DKI mulai lebih banyak memberikan perhatian dan kini pintu bunker tersebut terkunci dan hanya mereka yang memiliki izin diperbolehkan masuk.
Berama -sama kami berjalan melalui sepasang tangga melingkar ke bagian belakang mausoleum yang uniknya menurut Mbak Ira dulu adalah bagian depan mausoleum. Dijelaskan jika dulu kendaraan sang istri bisa masuk hingga ke dekat mausoleum dan menuju bangunan ini melalui pintu belakang. Â
Setelah menuruni beberapa anak tangga kami melihat pintu gerbang ruang bawah tanah dengan tulisn  Rest in Vrejde yang artinya Rest in Peace dalam Bahasa Belanda.  Di sebelah kana a da sebuah panel besi yang sudah berkarat yang menurut mbak Ira dulunya digunakan sebagai kontrol untuk membuka gerbang ruang bawah tanah ini secara otomatis.
Ruang bawah tanah ini terdapat makam atau ruang makam atau cryot yang terbuat dari dinding marmer warna putih. Ada  relief sepasang karangan buahs di dinding marmer ini.  Kami berjalan mengelilingi nya dan sam[ai di bagian depan tempat terdapat sebuah altar.  Di sebelah kiri ada relief wajah sang istri dan di sebelah kanan adalah relief wajah O.G Khouw.  Ada tiga buah gelas air mineral plastik dan juga parung anjing kecil di altar tersebut.Â
Di sekeliling ada beberapa cerukan yang sebagian masih dilengkapi dengan tempat duduk dari marmer.Pada bagian lain, ada tempat duduk yang sudah rusak.  Menurut Mbak Ira pula di balik dinding marmer ini  ada beberapa benda milik pribadi yang ikut dikubur bersama seperti piano dan mungkin benda berharga lainnya. Tentu saja kita tidak tahu isinya karena tidak pernah dibongkar lagi.
Setelah puas berada di dalam bungker, kami kemudian kembali ke ruangan atas mausoleum.. Selain patung malaikat yang di dekat nisan. Di halaman mausoleum, di empat sisi mata angin, ada patung marmer yang melambangkan proses perubahan manusia dari anak-anak, remaja, dewasa, dan tua. Patung-patung ini juga berasal dari Italia dan sangat kental dengan  gaya Neorenaissance yang mengingatkan saya akan patung-patung karya Leonardo Da Vinci.