Selama sebulan lebih sejak Oktober dan November, KCIC alias Kereta Cepat Indonesia Cina Whoosh memberikan promo yang sangat menarik untuk kelas Ekonomi Premium yaitu seharga 150 Ribu untuk rute Halim Padalarang dan Tegalluar serta sebaliknya. Â Akibatnya penumpang pun membeludak walau sudah ada 28 kali perjalanan di hari biasa dan 36 kali perjalanan di akhir pekan, yaitu Jumat Sabtu dan Minggu.Â
Untuk mendapatkan tiket di jam-jam favorit terutama di akhir pekan, lumayan sulit karena kebanyakan sudah habis terpesan beberapa hari sebelumnya.
Akan tetapi promo diskon harga tiket sampai 150 ribu ternyata berakhir sejak 1 Desember mendatang yang kebetulan merupakan hari Jumat dan akhir pekan. Mulai 1 Desember harga dipatok menjadi 250 Ribu untuk Jumat Sabtu dan Minggu serta 200 Ribu untuk hari lainnya.
Nah sekarang kalau kita ingin memesan tiket KCIC, terasa lebih mudah karena selalu masih tersedia dalam berbagai kelas pilihan baik kelas Ekonomi Premium, Bisnis, maupun First Class. Â Nah hal seperti ini rasanya membuat calon penumpang lebih nyaman dibandingkan pada masa sebelumnya ketika untuk memesan tiket saja harus terburu-buru karena kehabisan. Bahkan ada rencana untuk akhir pekan yang akhirnya harus dibatalkan karena tidak mendapatkan tiket.
Namun sayang sekali KCIC belum memaksimalkan potensi pendapatan yang masih mungkin diambil dari pengoperasian rangkaian gerbong kereta Komodo Merah ini. Yaitu mengangkut penumpang antara Tegal Luar dan Padalarang. Hal ini dapat dilihat dari sepinya stasiun Tegal Luar dibandingkan dengan Padalarang karena lebih dari 70 atau mungkin 75 persen penumpang yang berangkat dari Halim turun di Padalarang.Â
Kalau kita asumsikan setiap kali berangkat rangkaian gerbong mengangkut 550 penumpang dari kapasitasnya yang 601 penumpang, ternyata sekitar 400 penumpang turun di Padalarang dan hanya 150 penumpang yang turun d Tegal luar. Tidak mengherankan kalau aktivitas di Stasiun Tegal Luar juga terlihat sepi. Bahkan masih banyak ruangan yang masih bisa dimanfaatkan untuk disewakan kepada UMKM baik untuk makanan ataupun gerai lainnya. Â Tetapi kalau penumpang relatif lebih sedikit dibandingkan dengan di Padalarang atau Halim, tentu saja jumlah tenan akan berbanding lurus dengan rata-rata jumlah penumpang.
Hal yang sama juga jumlah penumpang yang naik dari Tegal Luar menuju Halim, jauh lebih sedikit dibandingkan dengan penumpang yang naik dari Padalarang menuju Halim. Â Sementara gerbong kereta lumayan kosong dari Tegal luar ke Padalarang. Â
Nah untuk itu ada satu anjuran yang mungkin kelihatannya kurang menarik, yaitu menjual tiket Padalarang Tegal luar pp. Â Kelihatannya mungkin belum banyak pasarnya, tetapi mungkin saja ada yang kebetulan tinggal di sekitar Tegal Luar tetapi bekerja di dekat Padalarang atau sebaliknya. Atau bisa saja penduduk sekitar yang ingin naik dan menjajal Kerata Cepat, tetapi kalau ke Jakarta terlalu jauh dan mahal. Maka bisa saja ditawarkan rute Tegal Luar Padalarang ini. Tentunya harga tiketnya jangan terlalu mahal. Anggap saja sama dengan naik angkutan umum yang harus beberapa kali pindah dan mungkin memakan waktu yang cukup lama. Perjalanan Tegal Luar Padalarang bisa ditempuh dengan waktu 15 menit saja. Mungkin bisa dengan tiket 50 ribu atau bahkan 30 Ribu saja. Dijamin akan ramai penumpang. Minimal dijadikan semacam proyek penelitian untuk melihat apakah ada permintaan untuk rute ini. Â Yang jelas ini hanya memanfaatkan kursi kosong antara kedua stasiun tadi yang akan hilang bersamaan dengan selesainya suatu perjalanan. Saya masih ingat bahwa pada pertengahan Oktober tiket untuk rute ini pernah dijual seharga 100 Ribu.Â
Kembali ke animo masyarakat untuk menggunakan KCIC dengan harga promo baru, mungkin saja terlihat agak menurun, tetapi hal ini juga dikarenakan dengan bertambahnya jumlah perjalanan yang meningkat menjadi 40 kali setiap hari. Â Â Bukankah KCIC Jakarta Bandung sendiri mempunyai kapasitas untuk maksimal hingga 68 perjalanan. Â Belum lagi nanti kalau Stasiun Karawang sudah dibuka. Yang pasti permintaan pun akan meningkat.
Di samping itu, KCIC hingga saat ini juga belum mempunyai kanal khusus untuk customer cervice yang bisa dihubungi melalui whats up atau media lainnya bila pelanggan mengalami kesulitan.. Yang ada adalah nomor yang masih bergabung dengan Kereta Api Indonesia, yaitu no 121 sehingga layanan masih dirasakan kurang maksimal.
Sekian sekedar tanggapan atas perubahan harga tiket promo dan juga beberapa saran dan masukan untuk perkembangan dan layanan KCIC yang lebih baik. Â Semoga KCIC tetap jaya dan bisa disambung hingga ke Surabaya dan banyak kota lainnya baik di pulau Jawa dan di seluruh Nusantara. Â Semoga
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI