Mohon tunggu...
Taufik Uieks
Taufik Uieks Mohon Tunggu... Dosen - Dosen , penulis buku travelling dan suka jalan-jalan kemana saja,

Hidup adalah sebuah perjalanan..Nikmati saja..

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Dua Alasan Ingin Kembali ke Bali, yang Nomor 1 Tidak Mungkin Terjadi Lagi

20 November 2023   09:37 Diperbarui: 20 November 2023   14:57 279
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
 Salah satu hotel di Jimbaran: dokpri 

Mendengar kata Bali, tentu membuat hampir semua orang membayangkan sebuah destinasi wisata yang sangat indah dan kondang dengan keramahtamahan penduduk, keunikan budaya, serta Pantai-pantai eksotis yang menyihir jutaan wisatawan baik dari dalam negeri maupun mancanegara.  Bahkan Bali juga sering dinobatkan sebagai sala satu destinasi terbaik di dunia. 

Nama Bali pula sering lebih tersohor dibanding nama Indonesia itu sendiri. Cerita ini bukan isapan jempol belakan. Karena langsung saya dapat dari seorang teman yang kebetulan berprofesi sebagai penerbang di maskapai Garuda Indonesia yang ke mana-mana di mancanegara lebih sering menyebut dirinya dari Bali. Sejatinya, teman saya ini sesungguhnya berasal dari salah satu kota di Jawa Tengah.

Pengalaman dan kenangan saya akan Bali memang sangat beragam dan kaya serta membentang beberapa dekade.  Saya masih ingat pertama kali menjejakkan kaki di pulau ini hampir empat dekade yang lalu dengan naik bus dari Bandung dengan transit di Surabaya, menginap di sebuah homestay di kawasan Kuta yang kali itu masih sangat murah harganya. 

Kemudian kunjungan demi kunjungan pun bergulir begitu saja, baik karena urusan pekerjaan maupun wisata.  Seiring dengan itu sudah puluhan hotel dan tempat menginap yang pernah saya jajal baik di kawasan Kuta, Legian, Nusa Dua, Jimbaran, dan masih banyak lagi.  Pada umumnya semua memberikan kesan yang sangat positif tentang Bali.  Karena itu lumayan sulit untuk menentukan mana pengalaman yang paling berkesan. 

Dalam tulisan ini saya ingin berbagi dua pengalaman yang mungkin jarang didapatkan oleh tamu hotel selama berkunjung ke Bali atau tempat lain. Bahkan salah satunya mungkin tidak akan pernah didapatkan lagi oleh siapa pun juga karena zaman dan peraturan telah berubah.

 Pantai di Nusa Pemida: dokpri 
 Pantai di Nusa Pemida: dokpri 

Pengalaman pertama adalah kisah di tahun 1990-an di salah satu hotel di kawasan Kuta yang memang sudah menjadi langganan tempat saya dan kolega menginap jika bertugas ke Bali.  

Pada saat itu saya memang kerap bertugas ke Bali sehingga dalam satu bulan paling tidak satu atau dua kali menginap di hotel tersebut.  Kebetulan saya menginap ketika perayaan Hari Raya Nyepi di Bali yang mengakibatkan seluruh tamu diwajibkan untuk berdiam tinggal di hotel dan tidak boleh keluar ke mana-mana. 

Pada masa itu kegiatan penerbangan di bandara Ngurah Rai masih diizinkan sehingga ada semacam dispensasi khusus bagi penumpang yang akan datang dari bandara menuju hotel dan sebaliknya.   Kebetulan saya sendiri harus bertugas di bandara sehingga akhirnya mendapatkan antar jemput khusus dengan pengawalan agar dapat melewati pemeriksaan pecalang  di jalan. 

Demikianlah saya naik kendaraan khusus melewati jalan di kawasan Kuta hingga bandara yang saat itu sangat sepi bagaikan kota mati.  Sangat unik dan berbeda karena biasanya kawasan ini selalu ramai dan meriah.   Pengalaman ini memang sulit dilupakan dan mungkin tidak akan terjadi lagi karena sekarang bahkan penerbangan pun sudah dihentikan selama perayaan Nyepi.

Kisah kedua juga tidak kalah unik dan cukup berkesan yang membuat saya selalu terkenang akan suasana Bali yang begitu menginspirasi dengan pelayanan di bidang hospitaliti yang prima.  Kejadian ini terjadi sekitar 10 tahun yang lalu. Ketika itu saya dan seorang kolega kebetulan berkunjung ke Bali dan menginap di salah satu hotel resort di kawasan Jimbaran. 

Karena saya kebetulan memiliki status sebagai member loyalty program grup hotel tersebut dengan level yang lumayan tinggi. Sehingga ke mana pun saya menginap  pelayanan yang prima selalu saya dapatkan.  Bahkan pelayanan upgrade, late check out dan juga ketersediaan kamar yang selalu ada bila dipesan minimal beberapa hari sebelumnya.    Ketika tiba di hotel seperti biasa kami disambut dengan ramah di beranda dan ditawarkan welcome drink. 

Dengan ramah kami menolak welcome drink tersebut karena kebetulan saat itu sedang bulan Ramadhan dan waktu sudah menunjukkan sekitar pukul 4 sore waktu setempat,   Tidak lama kemudian Duty Manager hotel tersebut datang menemui dan menjelaskan bahwa kami diundang untuk buka puasa bersama sekaligus salat magrib di hotel ini. 

Setelah beristirahat sebentar di kamar, ketika menjelang buka puasa, kami sudah dijemput oleh salah seorang karyawan yang kemudian mengantarkan kami ke sebuah ruangan semacam aula yang cukup besar untuk berbuka puasa bersama.   

Ternyata, acara ini memang diadakan setiap hari selama bulan Ramadhan yang diikuti oleh seluruh karyawan hotel yang beragama Islam.  Hal ini merupakan kesempatan yang cukup langka diundang berbuka puasa bersama di hotel tempat kami menginap di Bali.  Seandainya bukan di Bali, mungkin tidak terlalu istimewa.

Bukan itu saja, kami juga ditawarkan untuk diantarkan salat tarawih di masjid yang ada tidak terlalu jauh dari hotel.  Malam itu, seorang staf hotel sudah siap di lobi dan kemudian mengantar dengan kendaraan hotel. Malam itu kami tetap bisa beribadah salat tarawih walau sedang dalam perjalanan ke pulau Bali.  

Walau dibilang dekat, ternyata jarak dari hotel ke masjid lumayan jauh. Dan uniknya salat tarawih di masjid ini walaupun jumlah rakaatnya banyak tetapi cukup singkat dan cepat.  Dan yang lebih berkesan lagi adalah karyawan hotel yang mengantarkan kami ke masjid ternyata warga lokal setempat dan tentunya tidak ikut salat tarawih. Dia hanya menunggu di kendaraan selama salat tarawih berlangsung.   Hal ini merupakan salah satu layanan hotel yang sangat berkesan buat saya.    

Pengalaman unik yang seperti ini memang membuat saya selalu ingin kembali ke Bali dan terus menikmati keindahan alam yang ditawarkan dan tentu saja keramahtamahan khas Bali yang sudah mendunia.   Walau sudah sangat sering mampir ke Bali, ternyata masih cukup banyak tempat-tempat wisata yang belum sempat saya kunjungi. Semoga bila ada waktu dan kesempatan, saya masih bisa berkunjung kembali ke Pulau Dewata ini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun