Kisah kedua juga tidak kalah unik dan cukup berkesan yang membuat saya selalu terkenang akan suasana Bali yang begitu menginspirasi dengan pelayanan di bidang hospitaliti yang prima. Â Kejadian ini terjadi sekitar 10 tahun yang lalu. Ketika itu saya dan seorang kolega kebetulan berkunjung ke Bali dan menginap di salah satu hotel resort di kawasan Jimbaran.Â
Karena saya kebetulan memiliki status sebagai member loyalty program grup hotel tersebut dengan level yang lumayan tinggi. Sehingga ke mana pun saya menginap  pelayanan yang prima selalu saya dapatkan.  Bahkan pelayanan upgrade, late check out dan juga ketersediaan kamar yang selalu ada bila dipesan minimal beberapa hari sebelumnya.   Ketika tiba di hotel seperti biasa kami disambut dengan ramah di beranda dan ditawarkan welcome drink.Â
Dengan ramah kami menolak welcome drink tersebut karena kebetulan saat itu sedang bulan Ramadhan dan waktu sudah menunjukkan sekitar pukul 4 sore waktu setempat, Â Tidak lama kemudian Duty Manager hotel tersebut datang menemui dan menjelaskan bahwa kami diundang untuk buka puasa bersama sekaligus salat magrib di hotel ini.Â
Setelah beristirahat sebentar di kamar, ketika menjelang buka puasa, kami sudah dijemput oleh salah seorang karyawan yang kemudian mengantarkan kami ke sebuah ruangan semacam aula yang cukup besar untuk berbuka puasa bersama. Â Â
Ternyata, acara ini memang diadakan setiap hari selama bulan Ramadhan yang diikuti oleh seluruh karyawan hotel yang beragama Islam. Â Hal ini merupakan kesempatan yang cukup langka diundang berbuka puasa bersama di hotel tempat kami menginap di Bali. Â Seandainya bukan di Bali, mungkin tidak terlalu istimewa.
Bukan itu saja, kami juga ditawarkan untuk diantarkan salat tarawih di masjid yang ada tidak terlalu jauh dari hotel. Â Malam itu, seorang staf hotel sudah siap di lobi dan kemudian mengantar dengan kendaraan hotel. Malam itu kami tetap bisa beribadah salat tarawih walau sedang dalam perjalanan ke pulau Bali. Â
Walau dibilang dekat, ternyata jarak dari hotel ke masjid lumayan jauh. Dan uniknya salat tarawih di masjid ini walaupun jumlah rakaatnya banyak tetapi cukup singkat dan cepat. Â Dan yang lebih berkesan lagi adalah karyawan hotel yang mengantarkan kami ke masjid ternyata warga lokal setempat dan tentunya tidak ikut salat tarawih. Dia hanya menunggu di kendaraan selama salat tarawih berlangsung. Â Hal ini merupakan salah satu layanan hotel yang sangat berkesan buat saya. Â Â
Pengalaman unik yang seperti ini memang membuat saya selalu ingin kembali ke Bali dan terus menikmati keindahan alam yang ditawarkan dan tentu saja keramahtamahan khas Bali yang sudah mendunia. Â Walau sudah sangat sering mampir ke Bali, ternyata masih cukup banyak tempat-tempat wisata yang belum sempat saya kunjungi. Semoga bila ada waktu dan kesempatan, saya masih bisa berkunjung kembali ke Pulau Dewata ini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H