Di sini banyak penziarah yang berdoa dii depan makam atau juga duduk-duduk di bawah pohon yang rindang. Â Suasananya terasa sangat sakral dan membuat kita merasa khusyuk.Â
 Di salah satu sudut terdapat ruangan terbuka yang beratap dan di sini ada beberapa orang sedang duduk berdoa sambil mendengarkan lantunan ayat-ayat suci Al-Quran.Â
Di bagian lain ada sebuah monumen kecil berbentuk kubah dengan empat buah menara. Mirip bagaikan miniatur sebuah masjid. Â Konon di sini dulunya merupakan tempat orang berdoa dan meletakkan persembahan. Â Tepat di sebelahnya ada masjid Emir Muzaffarkhan yang dibangun pada abad ke XIX. Saya sempat mengintip ke dalam ruangan masjid yang tampak sepi dengan beberapa tiang kayu yang mirip dengan tiang masjid Bolo Hauz di pusat kota Bukhara.
Masih di sekitar halaman Tengah ini, ada lorong kecil yang menuju ke deretan makam-makam yang telah berusia ratusan tahun. Makam ini umumnya milik para bangsawan dan raja-raja di Bukhara. Â Saya sempat menyelusuri lorong-lorong kecil di antara makam yang berdinding cukup tinggi sebelum akhirnya kembali ke halaman Tengah.Â
Ketika akan masuk lagi ke lapangan bagian belakang kompleks, ada dua Perempuan Uzbekistan yang mengajak berfoto. Mereka dengan ramah menanyakan dari mana asal kami. Halaman belakang kompleks mausoleum ini ternyata jauh lebuh luas dan merupakan tempat yang nyaman untuk bersantai. Sehingga nuansanya lebih santai. Â Selain pepohonan, juga ada sebuah kolam atau danau buatan yang indah di kelilingi oleh pagar yang indah dan pepohonan yang rindang.
Juga banyak tersedia tempat duduk untuk bersantai dan bangunan-bangunan megah dengan atap dan kubah yang khas.  Di sini pula kamis sempat berinteraksi dengan penziarah  lokal yang berbahasa Tajik dan kemudian mengajak foto bersama.Â