Mohon tunggu...
Taufik Uieks
Taufik Uieks Mohon Tunggu... Dosen - Dosen , penulis buku travelling dan suka jalan-jalan kemana saja,

Hidup adalah sebuah perjalanan..Nikmati saja..

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Menembus Garis Batas 25: Kubah, Hamam, dan Tea House di Kota Tua Bukhara

19 Oktober 2023   11:44 Diperbarui: 19 Oktober 2023   11:50 244
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kunjungan ke Kompleks Po I Kalyan yang terdiri dari Menara Kalyan atau Kalon dan masjid Kalon serta sekedar melihat dari depan madrasah Mir I Arab pun usai.  Sambil sesekali memandang anak-anak usia sekolah yang berseragam taekwondo berbaris rapi dan mengikuti aba-aba yang diteriakkan oleh sang instruktur atau pelatih, rombongan kami kembali berjalan menyusuri Ulitsa Khoda Nurubobod.  Pemandangan pertama yang kita lihat adalah sebuah bangunan tua dengan arsitektur sebuah madrasah yang sekarang pintunya tertutup rapat.  

Dokpri
Dokpri

Di sepanjang jalan atau Ulitsa Khoja Nurubobod ini  banyak gerai di kaki lima yang menjual berbagai jenis suvenir. Sesekali juga ada pos informasi buat turis.  Kami terus berjalan dan kemudian melihat bangunan dengan kubah-kubah kecil yang ternyata merupakan bazar tertutup yang bernama Toqi Zargaron.  Di depan pintu masuknya yang berbentuk lengkungan dipajang berbagai jenis suvenir. Namun di sini yang dominan adalah pernak-pernik yang terbuat dari logam mirip kuningan atau mungkin emas?   Di dekatnya juga ada sebuah Tea House yang bernama Oriental Tea House. 

Museum bordir : Dokpri
Museum bordir : Dokpri

Setelah berbelok kanan menyusuri jalan-jalan yang terbuat dari cobble stone dan khusus untuk pejalan kaki, kami memasuki sebuah jalan bernama Ulitsa Haqiqat.  Di sini terdapat Zardo'zlik Uy Muzeyi atau House Museum of Gold Embroidery.  Di dinding juga ditempel  Alamat Haqiqat 47 menunjukkan jalan nan nomer bangunan dengan tulisan warna putih berlatar hijau tua yang manis.   Di jendela tampak dipamerkan barang-barang bordiran yang terbuat dari emas dan juga berbagai jenis busana khas Uzbek yang cantik. 

Dokpri
Dokpri

Tidak jauh dari sini, juga ada sebuah bangunan  yang berandanya memiliki banyak tiang kayu dan sangat mirip dengan Masjid Bolo Hauz. Tentu saja dalam ukuran kecil yang merupakan toko karpet. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya permadani yang dibentangkan di lantai dan dipajang di dinding toko.  Sangat cantik dan menawan pola warna dan rancangan permadani ini.   Di sebelahnya tampak kubah-kubah bazaar yang Bernama Tim Abdullah Trading Dome.

Gerai karpet: Dokpri
Gerai karpet: Dokpri

Kami terus berjalan dengan santai. Dikejauhan terdapat kubah besar dengan pintu berbentuk lengkungan.  Di sebelah kir berderet gerai dan toko yang menjual suvenir, Sementara di sebelah kanan , ada bangunan dengan dinding bata dan pintu gapura berbentuk Iwan berderet rapi. Walau berbeda bentuk, semua bangunan memiliki warna yang mirip serupa dan senada yaitu warna krem dengan nuansa coklat muda.   

Senja di kota tua: Dokpri
Senja di kota tua: Dokpri

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun