Biasanya mereka melakukan puja secara mandiri atau secara bersama-sama dalam hari hari besar serta setiap purnama atau bulan penuh.
Dari Utama Mandala perjalanan dilanjut ke bagian belakang pura. Di sini ada sebuah pohon beringin besar dan juga sebuah balai tempat upacara pernikahan atau pun upacara Sudhi Wadani, yaitu ketika seorang yang bukan agama Hindu berjanji akan memeluk Hindu secara sukarela tanpa paksaan.Â
Juga ada tempat bermain anak-anak yang cukup nyaman karena pura ini telah dinobatkan sebagai pura yang ramah anak.Â
Tiak terasa sudah lebih 3 jam kami berada di kompleks pura dan bercakap-cakap dengan penuh rasa persaudaraan. Dengan saling mengenal maka diharapkan bahwa tidak ada lagi rasa curiga dan saling mencemooh antar umat beragama.Â
Lagi pula di pura ini saya juga dikenalkan dengan istilah yang sangat pas yaitu Wasudewa Kutumbhakam, Alias kita semua bersaudara, terlepas apa pun etnis dan agamanya. Â Betapa Indahnya hidup dalam perdamaian.
Oh yah, sebelum mengakhiri cerita ini, saya juga ingin menyampaikan bahwa umat Hindu pun mengenal konsep surga dan neraka dan tentu saja reinkarnasi. Â Pertama-tama adalah karena kata Swarga dan Naraka itu memang berasal dari Bahasa Sansekerta. Walaupun begitu cita-cita umat Hindu yang baik bukan lag menggapai Swarga, melainkan Moksa dimana sang atma (jiwa) telah menyatu dan melebur bersama Sang Hyang Widhi Wasa.
Terima kasih sudah membaca.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H