Mohon tunggu...
Taufik Uieks
Taufik Uieks Mohon Tunggu... Dosen - Dosen , penulis buku travelling dan suka jalan-jalan kemana saja,

Hidup adalah sebuah perjalanan..Nikmati saja..

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Menembus Garis Batas 13: Tojiki Medonet, Jurus Ampuh Belanja Murah di Uzbekistan

2 Oktober 2023   11:38 Diperbarui: 2 Oktober 2023   11:42 789
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Baliho di Islam Karimov Street: Dokpri

Kelihatannya mungkin sederhana, ada banyak penduduk yang berbahasa Tajik di Samarkand atau kota lain seperti Bukhara yang termasuk wilayah Uzbekistan.  

Namun ternyata sejarahnya memang cukup panjang dan menarik karena untuk itu kita harus kembali ke berabad-abad lampau. Ke masa belum ada negara-negara berdasarkan etnis seperti Uzbekistan, Tajikistan, Kazakhstan dan negara STAN lainnya. 

Pada masa itu ras Turki-Mongol memang sudah sejak lama mendiami kawasan Asia Tengah ini dan kota-kota seperti Samarkand dan Bukhara juga sudah menjadi semacam melting pot tempat beragam etnis bermukim.   

Samarkand sangat bangga dengan statusnya sebagai Crossroad of Civilization dimana kebudayaan timur dan barat bertemu. Bersama Bukhara dan Khiva Samarkand memang merupakan kota-kota penting yang terletak di Jalur Sutera atau Silk Road yang menghubungkan Cina dan Eropa. 

Konon sejak zaman dahulu, kota-kota in menjadi tempat bertemu para pedagang dari dua benua tersebut.  Samarkand dan Bukhara juga pernah menjadi pusat Kerajaan besar yang memiliki wilayah cukup luas di Asia Tengah sebelum wilayah ini akhirnya ditaklukkan Imperium Rusia pada abad ke 19.

Sejarah pun mencatat, ketika Uni Soviet berkuasa di kawasan Asia Tengah, pada sekitar tahun 1920-an, digambarlah garis-garis batas yang membuat kawasan Asia Tengah ini menjadi beberapa republik Soviet. 

Uzbekistan sendiri mendapatkan status sebagai Republik Soviet Uzbekistan pada 1924. Uniknya pada saat ini seluruh wilayah Tajikistan yang sekarang ini masih menjadi wilayah otonom yang bergabung ke dalam wilayah Uzbekistan.  Bahkan pada saat itu Samarkand lah yang menjadi ibukota tepublik Soviet ini sampai kemudian dipindahkan ke Tashkent pada 1930.

Baru pada 1929, terbentuk Republik Soviet Tajikistan yang terpisah dari Uzbekistan dan kawasan Samarkand dan Bukhara yang lebih dekat ke Tajik secara etnis dan budaya ternyata tetap berada di wilayah Uzbekistan.

Warisan garis batas dari zaman Soviet ini terus bertahan hingga runtuhnya komunisme dan terbentuk republik-republik eks Soviet yang kini menjadi negara Merdeka.  Maka hingga kini kita melihat banyak etnis Tajik di Samarkand dan Bukhara dan wilayah lain di Uzbekistan seperti juga mungkin ada etnis Uzbek di wilayah Tajikistan dan negara-negara tetangga lainnya. Ketika keduanya masih berada dalam kesatuan Uni Soviet, tampaknya tidak ada masalah yang besar, namun baru ketika Uni Soviet runtuh, maka garis-garis batas yang timbul dari negara-negara pecahan Soviet di Asia Tengah ini membuat kisah, romantika dan masalahnya masing-masing.

Kawasan Samarkand dan Bukhara sebenarnya cukup banyak memiliki penduduk yang berbahasa Tajik, apalagi lokasi kedua kota ini pun cukup dekat dengan perbatasan Uzbekistan dan Tajikistan.    Karena itu tidak mengherankan bila Tajikistan sendiri merasa bahwa sesungguhnya kedua kota tersebut lebih baik berada di wilayah Tajikistan.  Dan bahkan sosok yang dianggap sebagai pahlawan Tajikistan sendiri yaitu Ismail Somoni berasal dari Fergana  dan bahkan dimakamkan di mausoleum yang megah di Bukhara.

Kalau kita berkelana ke tempat-tempat belanja di Samarkand, seperti di pasar Siyob, selain bahasa Uzbek dan Rusia, kita juga masih sering dengan percakapan dalam bahasa Tajik.  Hal ini menunjukkan besarnya persentase penduduk yang berbahasa Tajik di sini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun