Dari depan tampak Iwan yang paling besar dan megah dan memiliki Alkua atau ceruk kecil yang berhiaskan muqarna yang sekilas mirip stalaktit di dalam gua. Sangat khas dan indah di cerukan ini terdapat jendela kecil dimana kita  isa mengintip langsung ke dalam halaman dalam atau courtyard madrasah.Â
Begitu masuk ke dalam halaman dalam, kita akan terpesona dengan deretan hujra atau ruang-ruang yang dulunya merupakan asrama para santri. Kini ditempati oleh toko-toko souvenir yang sudah diceritakan sebelumnya. Â Pada sisi paling barat terdapat sebuah masjid dan di setiap sudut terdapat ruangan berkubah yang disebut darkshan atau ruangan kelas.Â
Ternyata , pengunjung juga bisa naik ke menara dengan membayar sekitar 70 ribu Sumdan kemudian menikmati pemandangan kota Samarkand dari ketinggian sekitar 35 meter. Â Selain Mas Agus, Grace, Mbak Wyd dan suaminya bercerita bahwa mereka sempat naik ke atas menara. Â Tentu saja kalau Mas Agus bisa naik gratis karena memang saya menjuluki ya dengan Bocah Samarkand alias Anak Samarkand. Â Apalagi kalau sudah berbicara Bahasa Uzbek atau Tajik.Â
Sementara di Madrasah Tilla Kori sendiri secara umum hampir sama dengan madrasah Ulughbek keculai di dalamnya terdapat sebuah masjid yang sangart indah yang inteiornya semua berapis emas.Â
Daniyor sendiri meminta kami untuk memejamkan mata ketika memasuki masjid ini dan aru membuak mata ketika sudah ada didalam bangunan, tepat di bawah kubah nya yang megah. Saat membuka mat aitu, saya merasa seakan-akan dikelilingi oleh bangunan yang semuanya berlapiskan emas yang berkilauan. Bukan hanya dinding dan interior kubah, mihrab masjis pun berhiaskan cerukan dan mucrma yang juga berlapis emas. Â Sangat indah dan juga menawan hati. Â Siapa yang tidak terpseona akan keindahan aristektur madrasah ini. Â Metoda menghias ornament ini dalam seni arsitektur disebut dengan Kyndal. Â Sejenak kami terpaku sambi mengagumi kemegahannya dan kemudian baru bergerak untuk berfoto.Â
Saya juga sempat memasuki Madrassah Sher Dor yang memiliki keunikan karena lukisan singa di fasad depannya. Selain itu, di  pishtaq atau iwan, diatas pintu masuk  juga ada lambang swastika yang konon sudah sering digunakan sejak lama sebagai lambang keberlimpahan dan kesuburan.  Salah satu fitur menarik madrasah ini dalag dua buah kubah dengan hiasan membentuk seruling. Â
Demikian lah siang hingga senja itu kami menjelajah di kawasan Registan Square dari satu madrasah ke madrasah yang lain dan mengagumi keindahannya. Sebagian lagi asyik berburu souvenir di toko-toko yang ada. Â Â Kami diminta untuk berkumpul sekitar pukul 18.20 sore tepat di depan Madrasah Ulughbeg.
Sambil menunggu , saya kemudian berjalan menuju pintu masuk dan melewati sebuah gerai minuman yang menjual makanan dan minuman ringan. Â Selain air putih juga ada minuman dingin dan es krim. Â Dari sini saya menuju ke pintu masuk dan kemudian penjaga pintu, petugas yang memakai seragam berjas mendekati dan mengajak berbincang-bincang dalam bahasa campuran Inggris dan Rusia.