Mohon tunggu...
Taufik Uieks
Taufik Uieks Mohon Tunggu... Dosen - Dosen , penulis buku travelling dan suka jalan-jalan kemana saja,

Hidup adalah sebuah perjalanan..Nikmati saja..

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Menembus Garis Batas 5: Terpukau Kemilau Gur E Amir, Prototipe Taj Mahal

22 September 2023   16:29 Diperbarui: 24 September 2023   15:00 1015
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kalau kita ingat Agra, maka kita akan ingat akan keindahan Taj Mahal, maka kalau kita berkunjung ke Samarkand, Gur E Emir adalah kompleks mausoleum raja-raja dinasti Timurid yang sesungguhnya menjadi prototipe Taj Mahal.  Yuk kita ikuti kisahnya.

Perjalanan di Samarkand dilanjutkan dari Patung Amir Timur di Kawasan University Boulevard menuju ke Gur E  Mir.  Jaraknya hanya beberapa ratus meter saja dan ditempuh dengan berjalan kaki dengan santai di cuaca kota Samarkand yang sangat bersahabat di hari terakhir bulan Agustus.  

Dari kejauhan Kompleks Mausoleum ini tampak megah dengan Kubah besar berwarna kebiruan yang indah dan dua menara yang menjulang tinggi. 

Perpaduan yang harmonis antra kubah dan menara ini menambah semarak langit kota Samarkand.  Bahkan dari kejauhan, keindahan dan kekhasan arsitektur Asia Tengah dengan pengaruh Persia, Mongol dan Turki sudah memanggil-manggil untuk dinikmati dari dekat.

Foto: Dokumentasi Pribadi
Foto: Dokumentasi Pribadi

Sambil berjalan santai, Daniyor terus berkisah tentang mausoleum ini.   Dikisahkan bahwa sesungguhnya kompleks ini pada awalnya bukan ditujukan untuk mausoleum Amir Timur melainkan dibangun pada 1403 oleh Amir Timur untuk cucu kesayangan sekaligus pewaris takhta, Muhammad Sultan yang meninggal mendadak  pada usia muda yaitu sekitar 27 tahun. 

Sebelumnya di tempat ini Muhammad Sultan sendiri sudah membangun sebuah Madrasah dan juga Kanakah, yaitu semacam memorial kompleks dan penginapan untuk kaum sufi. 

"Amir Timur Maqbarasi," demikian tertulis dalam bahasa Uzbek padan papan nama yang terbuat dari kaca yang transparan dilengkapi dengan terjemahan dalam bahasa Inggris Amir Timur Mausoleum. 

Di bagian atasnya ada Qr code dan juga  Tulisan Samarkand warna biru dengan gambar sketsa kota yang warna-warni. Lengkap dengan tag line Enjoy Hospitality.

Setelah membeli tiket kami memasuki kompleks melewati pintu gerbang besar yang disebut  gapura yang dalam bahasa Persia disebut pishtaq. 

Gapura ini menjadi pintu masuk menuju ke Iwan atau ruangan besar berbentuk segi empat yang menjadi ciri khas bangunan bersejarah baik di Iran , maupun Asia Tengah.  

Sedangkan di pishtaq yang tinggi dengan lengkungan dan hiasan dekorasi cantik berwarna biru ini ini kita seakan-akan disambut dengan kemegahan khas Samarkand.  

Di sinilah kita bisa membaca nama arsitek kompleks mausoleum ini yaitu Muhammad Ibnu Mahmud Al Isfahani yang menjelaskan kota asalnya dari Esfahan, Persia.   

Dan di bagian atasnya terlihat megah hiasan ornamen berbentuk stalaktit yang disebut juga Muqarnas.   Indah dan menawan dan sangat khas Asia Tengah dengan sentuhan Persia.

Foto: Dokumentasi Pribadi
Foto: Dokumentasi Pribadi

Melewati gapura yang cantik, kami memasuki courtyard atau halaman dalam kompleks Gur E Emir.  Di sebelah kiri terlihat reruntuhan madrasah yang pertama kali dibangun oleh Muhammad Sultan pada akhir abad ke 14. 

Demikian juga di sebelah kanan terdapat reruntuhan Kanakah. Bangunan utuh yang masih ada adalah kompleks mausoleum yang ada di sebelah selatan lengkap dengan dua menara, kubah dan gapura. 

Menurut Daniyor kompleks ini dulunya dilengkapi dengan empat menara. Namun dua menaranya sudah runtuh dan tidak direstorasi kembali.

Dari sini tampak bangunan mausoleum dengan kubah warna birunya yang megah serta di apit oleh dua menara yang sangat cantik. Kubah berwarna biru lazuardi ini berbentuk bawang dan memiliki  64 tulang veritikal yang menurut legenda menandakan usia Nabi Muhammad. 

Namun Daniyor berkomentar bahwa jumlah  ini tidak ada hubungannya dengan usia nabi.   Di dekat pishtaq menuju iwan ada beberapa kursi untuk tempat sejenak beristirahat. 

Di sebelah kiri ada pintu kecil dari kayu yang berukir indah. Tampaknya ini adalah pintu menuju tangga yang akan bisa membawa kita ke menara. Di dekat pintu ada QR code yang bisa dipindai untuk memperoleh keterangan lebih rinci mengena bangunan mausoleum ini.

Ada toko suvenir dan juga deretan emak-emak Uzbek yang sedang bergaya  sambil berfoto Menara yang tinggi dan dibalut keramik warna-warni dengan nuansa lazuardi tampak menjulang ke angkasa kota Samarkand. Hiasan keramik warna-warni berbentuk Bintang segi delapan banyak terdapat di dinding yang konon melambangkan kejayaan Islam.

Foto: Dokumentasi Pribadi
Foto: Dokumentasi Pribadi

Di court yard ini juga terdapat batu marmer yang konon dulunya digunakan untuk upacara naik takhta atau koronasi raja-raja dinasti Timurid.  Dan kalau kita kembali melihat ke Pishtaq atau gapura dari bagian dalam, tampak tidak kalah indah dan megah diapit oleh sepasang pohon. 

Uniknya di dekat pishtaq dari iwan yang seharusnya menjadi pintu masuk menuju ke mausoleum, ditutup dengan dinding putih yang diberi jendela dari kayu yang indah. 

Dari sini kita bisa sekedar mengintip ruangan dalam dan deretan batu nisan. Di dekat sini ada sebuah perta yang menggambarkan wilayah luas di Asia Tengah dan sekitarnya  yang pernah menjadi kekuasaan Dinasti Timurid.

Pintu masuk menuju ke mausoleum sendiri bergeser beberapa meter dengan bentuk lengkungan yang tidak kalah indah. Sebuah pintu kayu yang indah dengan ukiran yang khas menyambut dan di dalamnya ada ruangan dimana dipajang gambar Amir Timur dan juga peta wilayah kekuasaannya. 

Juga ada gambar silsilah raja-raja dinasti Timurid yang jika diteruskan sampai ke Babur yang kemudian mendirikan Dinasti Moghul di India. 

Foto: Dokumentasi Pribadi
Foto: Dokumentasi Pribadi

Perjalanan di mausoleum dilanjut dengan masuk ke ruang utama. Sinar kuning keemasan langsung berpendar di sini. Maklum hampir semua dinding memang berhias ornamen yang berlapis emas. 

Bagian interior kubah pun terlihat lebih luas dari dalam sementara dinding bagian bawah terbuat dari batu onix yang memberi kesan transparan. 

Dinding interior dengan hiasan muqarnas dan sebuah lampu kristal tergantung dari bawah kubah utama.  Sekilas nuansa sunyi dan hening merasuk di dalam ruang mausoleum ini. Hanya ada beberapa orang Uzbek yang tampak sedang berdoa dan duduk di kursi di dekat dinding.

Di bagian Tengah tepat di bawah kubah ada beberapa batu nisan , Juga ada sebuah diagram yang menunjukkan  batu nisan siapa saja yang ada di sini. 

Batu nisan Amir Timur ada di paling Tengah dan terbuat dari batu zamrud atau giok berwarna hijau. Di dekatnya ada batu nisan kedua putranya yaitu Mirah Shah dan Shah Rhuk dan tentu saja cucunya yang tersayang yaitu Muhammad Sultan.

Selain itu juga ada batu nisan cucunya yang juga terkenal sebagai astronom yaitu Ulugh Beg dan guru spiritual Amir Timur yaitu Sayyid Barakah. 

Foto: Dokumentasi Pribadi
Foto: Dokumentasi Pribadi

Seperti juga makam di Taj Mahal, yang tampak di sini hanyalah batu nisan, sementarar makam sebenarnya ada di bawah tanah dan bisa diakses melalui sebuah pintu kecil dari luar mausoleum masih di pekarangan kompleks Gu E Amir ini.

"Otkuda Vi?," sepasang suami istri orang Uzbek yang tadi sedang berdoa sempat bertanya dari mana asal kami ketika saya semat duduk sejenak tidak jauh dari mereka.  

Sebuah percakapan dalam nada perlahan sempat terjadi sesaat karena menghormati tempat yang sakral ini. Tidak lama kemudian, setelah semat mengirimkan dia-doa kepada yang dimakamkan di sini, kami pun kembali ke halaman dan melanjutkan perjalanan ke bagian belakang mausoleum.

Foto: Dokumentasi Pribadi
Foto: Dokumentasi Pribadi

Di sini, terdapat toko suvenir yang terdapat di bawah tanah dan melihat suvenir yang menarik dengan harga yang relatif terjangkau membuat kami pun tertarik untuk berbelanja. 

Apalagi ada mas Agus yang bisa melakukan transaksi dengan bahasa  Uzbek atau Tajik yang membuat harga-harga lebih menarik lagi.

Tempat-tempat wisata di Uzbekistan baik mausoleum dan madrasah serta masjid-masjid pun memang sebagian besar dilengkapi dengan toko-toko souvenir yang cantik dan menggoda. 

Uniknya, bahkan sebagian besar madrasah di Uzbekistan kini berfungsi sebagai tempat wisata dan toko souvenir saja.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun