Gapura ini menjadi pintu masuk menuju ke Iwan atau ruangan besar berbentuk segi empat yang menjadi ciri khas bangunan bersejarah baik di Iran , maupun Asia Tengah. Â
Sedangkan di pishtaq yang tinggi dengan lengkungan dan hiasan dekorasi cantik berwarna biru ini ini kita seakan-akan disambut dengan kemegahan khas Samarkand. Â
Di sinilah kita bisa membaca nama arsitek kompleks mausoleum ini yaitu Muhammad Ibnu Mahmud Al Isfahani yang menjelaskan kota asalnya dari Esfahan, Persia. Â Â
Dan di bagian atasnya terlihat megah hiasan ornamen berbentuk stalaktit yang disebut juga Muqarnas. Â Indah dan menawan dan sangat khas Asia Tengah dengan sentuhan Persia.
Melewati gapura yang cantik, kami memasuki courtyard atau halaman dalam kompleks Gur E Emir. Â Di sebelah kiri terlihat reruntuhan madrasah yang pertama kali dibangun oleh Muhammad Sultan pada akhir abad ke 14.Â
Demikian juga di sebelah kanan terdapat reruntuhan Kanakah. Bangunan utuh yang masih ada adalah kompleks mausoleum yang ada di sebelah selatan lengkap dengan dua menara, kubah dan gapura.Â
Menurut Daniyor kompleks ini dulunya dilengkapi dengan empat menara. Namun dua menaranya sudah runtuh dan tidak direstorasi kembali.
Dari sini tampak bangunan mausoleum dengan kubah warna birunya yang megah serta di apit oleh dua menara yang sangat cantik. Kubah berwarna biru lazuardi ini berbentuk bawang dan memiliki  64 tulang veritikal yang menurut legenda menandakan usia Nabi Muhammad.Â
Namun Daniyor berkomentar bahwa jumlah  ini tidak ada hubungannya dengan usia nabi.  Di dekat pishtaq menuju iwan ada beberapa kursi untuk tempat sejenak beristirahat.Â
Di sebelah kiri ada pintu kecil dari kayu yang berukir indah. Tampaknya ini adalah pintu menuju tangga yang akan bisa membawa kita ke menara. Di dekat pintu ada QR code yang bisa dipindai untuk memperoleh keterangan lebih rinci mengena bangunan mausoleum ini.