Mohon tunggu...
Taufik Uieks
Taufik Uieks Mohon Tunggu... Dosen - Dosen , penulis buku travelling dan suka jalan-jalan kemana saja,

Hidup adalah sebuah perjalanan..Nikmati saja..

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Bunga Mawar untuk Xi Jinping dan One Child Policy

28 Agustus 2023   15:35 Diperbarui: 28 Agustus 2023   16:25 457
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Xi Jinping berkunjung ke taman mawar: Dokpri

Perjalanan di Hainan terus berlanjut. Setelah di pagi hari sempat berkunjung ke pabrik obat tradisional Tiongkok yang legendaris, kini tujuan berikutnya adalah salah satu taman bunga mawar paling kondang di Tiongkok yaitu Yalong Bay Rose Valley atau terkadang disebut juga Yalong Bay Rose Park. 

Dalam perjalanan menuju taman bunga ini, pemandu wisata banyak bercerita tentang pulau Hainan dan juga sekilas Sejarah taman bunga mawar. Di sepanjang jalan, banyak sekali perkebunan pohon pinang dan juga pohon kelapa yang melambai-lambai. Hainan memang pulau kelapa yang membuat suasana di pulai ini sekilas tidak beda dengan di tanah air. 

Taman Mawar Yalongbay: Dokpri
Taman Mawar Yalongbay: Dokpri

Yalong Bay International Rose Valley, demikian nama resmi taman bunga mawar ini menyambut dalam aksara Cina dan Inggris.  Ternyata tempat ini pun memiliki rating sebagai tempat wisata, namun hanya dengan Triple A alias AAA dibandingkan dengan 5 A buat tempat wisata yang kemarin kami kunjungi yaitu Patung Guanyin di Nanshan.    Kami dibagikan tiket untuk masuk yang semuanya bertuliskan aksara Hanzi dengan hiasan siluet gambar bunga mawar dan sepasang lelaki dan perempuan yang bergandengan tangan untuk menunjukkan keromantisan tempat ini. "Love begin from here," demikian tertulis juga pada selembar tiket itu. 

Tiket masuk: Dokpri
Tiket masuk: Dokpri

Sebagaimana bisa di tempat tempat wisata di Hainan, selalu dilengkapi dengan odong-odong atau mobil listrik yang memang disediakan agar pengunjung bisa duduk santai dari pintu gerbang menuju ke taman bunga yang jaraknya lumayan jauh. Karena itu tidak mengherankan bila harga tiketnya pun lumayan mahal yaitu sekitar 90 Yuan.   

Busana Tradisional: Dokpri
Busana Tradisional: Dokpri

Kami tiba di resepsionis penerimaan tamu dimana pemandu lokal sudah siap menjelaskan sekilas mengenai Taman Bunga awar ini. Di sini juga ada gerai yang menjual minuman, makanan kecil, es krim serta ada juga yang menjual atau menyewakan busana tradisional Suku Miao dan Li yang merupakan penduduk asli pulau Hainan.  Sekilas, busana tradisional ini mirip dengan sebagian busana tradisional di Nusantara juga.   Untuk membeli makanan dan minuman, selain dengan uang tunai, bisa juga dengan menggunakan QR Alipay yang memang sudah ada dimana-mana di Tiongkok.   Asyiknya kita juga bisa menggunakan Alipay yang disambungkan dengan rekening tabungan di tanah air.

Pohon Kelapa di taman Mawar: Dokpri
Pohon Kelapa di taman Mawar: Dokpri

Pemandu wisata kemudian menjelaskan dengan menggunakan Bahasa Mandarin dan diterjemahkan oleh pemandu wisata baik ke Bahasa Inggris maupun Indonesia.  Salah satunya adalah atraksi menggunakan kelopak bunga Mawar yang berwarna putih dan dicium semerbak harum mewangi.  Namun memang menurut pemandu wisata, kondisi bunga mawar di Bulan Agustus yang panas tidak secantik di musim semi yaitu sekitar bulai April dan Mei serta di musim gugur sekitar Oktober nanti ketika suhu lebih bersahabat.  Taman atau Lembah bunga mawar ini juga terletak di kawasan seluas hampir 200 hektar dan merupakan taman mawar paling luas di Asia. Selain merupakan taman bunga yang digunakan untuk wisata taman ini juga merupakan tempat pengembangan dan budidaya mawar yang digunakan untuk industri, terutama parfum.  Konon banyak merek tingkat dunia yang mengambil bahan parfum mereka di tempat ini.

Pada salah satu gambar yang dipamerkan, ada gambar presiden Xi Jinping dan ibu negara sedang bercengkerama dengan petani bunga mawar di sela-sela mawar merah yang sedang mekar.  Rupanya ini adalah kunjungan presiden Tiongkok ke  taman bunga ini pada 9 April 2013 lalu.   Dengan adanya taman bunga mawar ini ternyata bisa mendatangkan banyak turis dan juga meningkatkan pendapatan para petani dan penduduk sekitar. 

Kami kemudian berjalan-jalan di taman bunga dan menyaksikan bunga mawar dengan berbagai macam warna, ada yang merah, pink, kuning, hingga ungu dan atau pun hijau muda. Semuanya memiliki wangi yang spesifik dan berbeda.  Di sini juga banyak tempat-tempat yang dijadikan spot foto yang menarik.

Salah satunya adalah tulisan besar dalam prasasti berbentuk buku yang konon merupakan ucapan Xi jinping pada tanggal 9 April 2013 lalu.   Sayang saya tidak bisa membacanya dan walaupun dengan bantuan gadget ternyata memberikan terjemahan yang tidak bagus. Dengan bantuan seorang teman akhirnya saya bisa mengerti makna tulisan tersebut yang berbunyi Xiankang bu xiaokang guanjian kan laoxiang.  Ternyata merupakan sebuah untaian kata Mutiara yang artinya kira-kira Kita berhasil atau tidak menjadi Masyarakat yang cukup sejahtera, semua itu tergantung kepada para warga desa.    

Setelah sekitar setengah jam menikmati keindahan taman bunga mawar, perjalanan dilanjutkan mampir ke toko yang menjual parfum yang bahan bakunya diambil dari esense atau minyak bunga mawar ini. Selain parfum ternyata banyak juga produk lain bahkan makanan yang berasal dari bahan baku bunga mawar.

Namun kesan pertama saya ketika berkunjung ke tempat ini yang ternyata memang dimiliki oleh pemerintah Tiongkok adalah pesan-pesan politik yang cukup kuat.  Salah satunya ditampilkan pada slogan di depan taman lengkap dengan logo palu arit. 

Dan ternyata dalam perjalanan di bus pula pemandu wisata banyak berkisah tentang kesan-kesannya sebagai rakyat terhadap presiden Xi Jin Ping.  Menurut pemandu wisata itu yang telah memiliki dua anak kecil, banyak perubahan yang dilakukan Xi sehingga beliau lebh dicintai rakyat. Bahkan saat ini beliau sudah dalam jabatan periode ketiga setelah berhasil mengubah undang-undang yang sebelumnya membatasi masa bakti presiden hanya dua kali. Dengan demikian Xi  jinping memiliki potensi untuk menjadi presiden seumur hidup.

Bunga mawar: Dokpri
Bunga mawar: Dokpri

Salah satu yang diceritakan adalah kebijakan One Child Policy yang sempat membelenggu sebagian besar rakyat Tiongkok karena setiap pasangan dari etnis mayoritas Han hanya diizinkan memiliki satu anak. Kebijakan ini diterapkan untuk mengatasi lonjakan penduduk di negeri itu. Namun dalam perjalanannya setelah lebih 30 tahun kemudian menghasilkan suatu generasi muda yang harus menanggung banyak sekali orang tua selain anak-anak mereka sendiri.  Dengan makin baiknya perekonomian di Tiongkok, penduduk usia lanjut makin banyak. Karena mereka sudah pensiun maka menjadi tanggungan anak  mereka. Kalau anak mereka cuma satu, maka satu orang anak bisa menanggung dua orang tua dan bahkan empat orang tua jika mereka sudah menikah.

Untungnya kebijakan satu anak atau Y hi zhngc ini kemudian dihapuskan sejak 2015 lalu ban bahkan pemerintah Tiongkok sekarang mendorong pasangan muda agar memiliki lebih banyak anak. Dan setiap kelahiran anak akan mendapat tunjangan dari pemerintah.  Konon sejak 2016  pasangan di Tiongkok diizinkan untuk memiliki dua anak dan sejak 2021 diperbolehkan untuk memiliki 3 anak.  

 

Siapa sangka perjalanan wisata ke pulau Hainan pun kemudian melebar membicarakan sekilas politik dan ekonomi di negeri Tiongkok.   

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun