Pada salah satu gambar yang dipamerkan, ada gambar presiden Xi Jinping dan ibu negara sedang bercengkerama dengan petani bunga mawar di sela-sela mawar merah yang sedang mekar.  Rupanya ini adalah kunjungan presiden Tiongkok ke  taman bunga ini pada 9 April 2013 lalu.  Dengan adanya taman bunga mawar ini ternyata bisa mendatangkan banyak turis dan juga meningkatkan pendapatan para petani dan penduduk sekitar.Â
Kami kemudian berjalan-jalan di taman bunga dan menyaksikan bunga mawar dengan berbagai macam warna, ada yang merah, pink, kuning, hingga ungu dan atau pun hijau muda. Semuanya memiliki wangi yang spesifik dan berbeda. Â Di sini juga banyak tempat-tempat yang dijadikan spot foto yang menarik.
Salah satunya adalah tulisan besar dalam prasasti berbentuk buku yang konon merupakan ucapan Xi jinping pada tanggal 9 April 2013 lalu.  Sayang saya tidak bisa membacanya dan walaupun dengan bantuan gadget ternyata memberikan terjemahan yang tidak bagus. Dengan bantuan seorang teman akhirnya saya bisa mengerti makna tulisan tersebut yang berbunyi Xiankang bu xiaokang guanjian kan laoxiang. Ternyata merupakan sebuah untaian kata Mutiara yang artinya kira-kira Kita berhasil atau tidak menjadi Masyarakat yang cukup sejahtera, semua itu tergantung kepada para warga desa.  Â
Setelah sekitar setengah jam menikmati keindahan taman bunga mawar, perjalanan dilanjutkan mampir ke toko yang menjual parfum yang bahan bakunya diambil dari esense atau minyak bunga mawar ini. Selain parfum ternyata banyak juga produk lain bahkan makanan yang berasal dari bahan baku bunga mawar.
Namun kesan pertama saya ketika berkunjung ke tempat ini yang ternyata memang dimiliki oleh pemerintah Tiongkok adalah pesan-pesan politik yang cukup kuat. Â Salah satunya ditampilkan pada slogan di depan taman lengkap dengan logo palu arit.Â
Dan ternyata dalam perjalanan di bus pula pemandu wisata banyak berkisah tentang kesan-kesannya sebagai rakyat terhadap presiden Xi Jin Ping.  Menurut pemandu wisata itu yang telah memiliki dua anak kecil, banyak perubahan yang dilakukan Xi sehingga beliau lebh dicintai rakyat. Bahkan saat ini beliau sudah dalam jabatan periode ketiga setelah berhasil mengubah undang-undang yang sebelumnya membatasi masa bakti presiden hanya dua kali. Dengan demikian Xi  jinping memiliki potensi untuk menjadi presiden seumur hidup.
Salah satu yang diceritakan adalah kebijakan One Child Policy yang sempat membelenggu sebagian besar rakyat Tiongkok karena setiap pasangan dari etnis mayoritas Han hanya diizinkan memiliki satu anak. Kebijakan ini diterapkan untuk mengatasi lonjakan penduduk di negeri itu. Namun dalam perjalanannya setelah lebih 30 tahun kemudian menghasilkan suatu generasi muda yang harus menanggung banyak sekali orang tua selain anak-anak mereka sendiri.  Dengan makin baiknya perekonomian di Tiongkok, penduduk usia lanjut makin banyak. Karena mereka sudah pensiun maka menjadi tanggungan anak  mereka. Kalau anak mereka cuma satu, maka satu orang anak bisa menanggung dua orang tua dan bahkan empat orang tua jika mereka sudah menikah.
Untungnya kebijakan satu anak atau Y hi zhngc ini kemudian dihapuskan sejak 2015 lalu ban bahkan pemerintah Tiongkok sekarang mendorong pasangan muda agar memiliki lebih banyak anak. Dan setiap kelahiran anak akan mendapat tunjangan dari pemerintah.  Konon sejak 2016  pasangan di Tiongkok diizinkan untuk memiliki dua anak dan sejak 2021 diperbolehkan untuk memiliki 3 anak. Â
Â
Siapa sangka perjalanan wisata ke pulau Hainan pun kemudian melebar membicarakan sekilas politik dan ekonomi di negeri Tiongkok. Â Â